Rabu, 02 April 2014

Menteri ekonomi sibuk kampanye saat rakyat tercekik harga cabe

Rabu, 2 April 2014

Merdeka.com - Awal maret 2014, para menteri di jajaran Kabinet Indonesia Bersatu jilid II yang berlatar politikus ramai-ramai mengajukan cuti kampanye sebulan ke depan. Demam kampanye para menteri juga melanda lingkaran menteri-menteri bidang ekonomi. Selepas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengirim surat permohonan ke Sekretariat Negara, diketahui dua menteri lainnya juga berniat cuti.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarief Hasan dari Partai Demokrat menyatakan telah mengajukan permohonan cuti. Bahkan, dia mengklaim Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi sudah memberi lampu hijau. Ketua Harian Dewan Pimpinan Pusat Demokrat ini yakin cutinya tidak akan mengganggu kinerjanya di pemerintahan. Dia beralasan, hanya absen maksimal dua kali sepekan.

Tugasnya sebagai menteri mengurusi UKM juga tak bakal terbengkalai. Dia pun menantang wartawan untuk melihat grafik kinerja lembaganya selama masa kampanye di Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).

Selain Syarief Hasan, ada pula Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan yang setia mendampingi Hatta Rajasa berkampanye ke beberapa daerah di Indonesia. Selain kolega di kabinet, Zulkifli juga rekan Hatta di Partai Amanat Nasional (PAN).

Hatta Rajasa jadi salah satu menteri yang telah mengajukan cuti. Di hadapan wartawan, besan presiden ini berjanji tugas sebagai pejabat kunci untuk mengurusi sektor perekonomian di Indonesia tidak akan terbengkalai meski dia berkampanye keliling nusantara. "Percayalah kalau (pekerjaan) Menko itu nomor satu".

Di saat menteri dan presiden beramai-ramai cuti kampanye, rakyat kecil justru tercekik kenaikan harga bahan pokok cabe rawit. Di beberapa daerah, harga cabe rawit naik hampir 50 persen dari harga semula.

Salah satu pedagang pasar induk Caringin, Jawa Barat, Dadan Sujana mengatakan, harga cabe rawit merah saat ini mencapai Rp 65.000 per Kilogram. Harga di pasar kecil yang langsung menyentuh masyarakat disebut-sebut mencapai Rp 100.000 Kilogram.

"Sekarang naik dari harga Rp 40.000 mencapai Rp 60.000 sampai Rp 65.000 per Kilogram. Kalau di pasar kecil bisa Rp 100.000 per Kilogram," ucap Dadan beberapa waktu lalu.

Dari penuturan Dadan, Kenaikan harga cabe sudah mulai terjadi sejak sepekan lalu. Saat ini belum ada tanda-tanda harga cabe rawit akan kembali turun. Menurutnya, melonjaknya harga cabe rawit terjadi karena langkanya pasokan di pasaran. "Pasokan kurang seminggu ini," tukasnya.

Ketua serikat petani indonesia (SPI) Henri Saragih ikut angkat bicara terkait lonjakan harga cabe rawit. Dia menyindir para menteri yang terlalu sibuk kampanye.

"Saya bukan hanya menyayangkan pemerintah sibuk kampanye sekarang. Tapi lebih disayangkan lagi selama SBY memerintah 10 tahun, gagal menciptakan strategi ketahanan pangan. Kita tidak ada kedaulatan pangan," ujar Henri kepada merdeka.com, semalam.

Dia menuturkan, harga cabe rawit melonjak lantaran stok yang minim. Dia melihat pemerintah tidak melakukan pemetaan pangan secara nasional sebagai langkah antisipasi.

"Saya dan anggota SPI sudah coba tanam 5 hektar cabe rawit di kampar, Riau. Karena tidak ada ketahanan pangan sekarang pasokan tersendat sedikit saja harga langsung naik. Spekulasi dan cabe ditahan sedikit harga langsung melonjak," tegasnya.

[noe]
http://www.merdeka.com/uang/menteri-ekonomi-sibuk-kampanye-saat-rakyat-tercekik-harga-cabe.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar