RABU, 14 JANUARI 2015
Jakarta, Seruu.com - Sekitar 200 orang yang tergabung dalam Aliansi Relawan Dengan Rakyat (ARRI) mengelar aksi unjuk rasa di kantor Kementerian BUMN di Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (14/1/2015).
Dalam aksinya, massa ARRI menuntut agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencopot Menteri BUMN Rini Soemarno.
"Apa yang dilakukan Menteri Negara BUMN, Rini Soemarno, dalam menunjuk jajaran direksi BUMN seperti Telkom, PLN, dan BULOG sangat membabi-buta dan tidak memakai prosedur, " teriak Koordinator Aksi Dian dalam orasinya.
Dian menambahkan, “Menteri Rini Suwandi boleh jadi telah mempecundangi kewenangan dan peran presiden yang seharusnya terlibat dalam penunjukan-penunjukan direksi-direksi BUMN”. Ditakutkan para direksi itu adalah teman-teman dekat menteri atau wakil presiden, sehingga penunjukan mereka bagian dari nepotisme.
Dalam keterangan yang diberikan terpisah, kordinator ARRI, Dadan Rhamdani mengatakan ,”Penggantian dan penunjukan jajaran direksi bisa dilakukan dalam sekejap, kok seperti alap-alap curanmor saja. Apalagi dengan memanfaatkan kelengahan publik dan kesibukan Presiden Jokowi.”
Menurut Dadan, ini semua karena sejak awal Menteri BUMN Rini Soemarno seperti juga calon Kapolri adalah orang-orang yang tidak kredibel dan kena kartu merah KPK saat dinominasikan.
“Tidak heran kalau hasil kerjanya amburadul, karena yang bersangkutan sebelumnya terlibat dalam skandal SKL (Surat Keterangan Lunas) yang diberikan kepada konglomerat penerima BLBI,” tambah Rhamdani.
Penempatan orang-orang Bank Rakyat Indonesia (BRI) dalam jajaran direksi BUMN, walau mungkin bagian dari pengembangan bisnis perbankan, tetapi jelas menyalahi norma-norma usaha. Sofyan Basir dan Lenny Sugihat sebagai direktur utama PLN dan BULOG dapat melakukan moral hazard karena adanya conflict of interest (konflik kepentingan).
Di sela-sela aksi ARRI, Dian Setiowati pun meminta Presiden Jokowi agar segera mengevaluasi kerja Meneg BUMN, jika tidak kinerja BUMN akan berantakan.
"Kalau perlu segera diganti karena mengancam keberadaan dan keselamatan aset negara. Bukankah Meneg BUMN ini pula berteriak akan menjual Gedung BUMN dan menempatkan orang asing sebagai direksi BUMN. Ini jelas bertentangan dengan Nawacita dan Trisakti yang diusung oleh Presiden Jokowi, ujarnya.
Niat Presiden Jokowi agar BUMN (Badan Usaha Milik Negara) mengembangkan aksi korporasi dan andil dalam pembangunan nasional dikhawatirkan akan sia-sia. "Dalam beberapa putaran penggantian jajaran direksi tercium adanya tangan-tangan mafia yang ingin menempatkan orang-orangnya dan menjadikan BUMN sebagai ladang bisnisnya. Saat ini beberapa direktur utama BUMN ditengarai adalah orang-orang yang tergabung dalam mafia perbankan atau mafia lainnya," terangnya.
"Bancakan BUMN ini menggila saat Presiden Jokowi akan menyuntik BUMN dengan dana puluhan triliun dan menghilangkan tradisi pembagian deviden. “Ada operasi senyap untuk mengusai BUMN basah dengan menunjuk direktur BUMN secara tidak transparan,”tutup Dian.
Aksi unjukrasa damai oleh massa ARRI ini, berlangsung selama satu jam dan berakhir sekitar pukul 13.30 WIB. [Simon]
http://utama.seruu.com/read/2015/01/14/240158/massa-arri-minta-presiden-jokowi-copot-menteri-bumn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar