blokBojonegoro.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Bojonegoro, melakukan aksi turun jalan, Senin (29/2/2016). Aksi tersebut dilakukan karena prihatin harga gabah.
"Aksi ini karena prihatin anjloknya harga gabah. Dari bunderan adipura, dilanjutkan ke gedung dewan dan di pemkab Bojonegoro," kata ketua PC PMII Bojonegoro, Ahmad Syahid.
Dalam selebaran yang dibagikan ke pengguna jalan, para aktivis menilai harga gabah anjlok mencapai 40 persen. Sehingga membuat kerugian bagi petani. Dengan harga gabah anjol, pendapatan petani mengalami penurunan juga. Supaya diusut dan dibenahi sistem ekonomi yang dirasa tidak adil bagi petani.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan oleh anggota PMII, secara mayoritas wilayah Bojonegoro mengalami panen, terutama di bantaran Bengawan Solo, diantaranya di Kecamatan Malo, Trucuk, Kalitidu, Dander, Balen, Kanor, Sumberrejo dan Baureno. Hasilnya harga rata-rata gabah kering sawah Rp3 ribu sampai Rp3,500.
Padahal berpijak pada ketentuan intruksi Presiden (Inpres) nomor 5 tahun 2015, terkait harga pembelian pemerintah (HPP), yakni Rp3,7 ribu sampai Rp 3,75 ribu, dan harga gabah kering giling dalam ketetapan HPP berkisar Rp4,6 ribu sampai Rp4,65 ribu. Namun kondisi harga di lapangan hanya Rp3 ribu sampai Rp3,5 ribu, para pembeli gabah tidak mentaati peraturan Inpres nomor 5 tahun 2015.
"Perlu sinergi antara petani dan Bulog. Serta pemerintah selalu berperan aktif dalam menjaga kestabilan harga gabah," ungkapnya.
Nampak dalam aksi tersebut, puluhan aktivis membawa bener bertulis tuntutan mereka dan mengibarkan bendera. Selain itu juga menampilkan aksi teatrikal, sebagai gambaran sikap pemerintah terhadap petani. Dalam aksi tersebut juga mendapat pengawalan petugas kepolisian. [zid/mu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar