Sejumlah petak sawah di kawasan Lemur Situ, Caringin, Kabupaten Bogor, yang sampai saat ini masih mengalami kekeringan akibat kemarau panjang.
LENSAINDONESIA.COM: Kekeringan akut yang melanda Jawa Barat tak mendapat penanganan dengan serius oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
Kondisi itu diungkapkan politisi Komisi II DPRD Jabar, Yunandar Eka Perwira, Sabtu (15/8/2015), yang menuding Pemprov Jabar tak serius tangani kekeringan di kawasan tersebut.
“Jadi langkah memberikan bantuan air bersih ke desa-desa yang dinilai rawan kekeringan itu bagus tapi bantuan yang diberikan itu dinilai tidak memecahkan masalah. Kemudian di dalam APBD Jabar Perubahan tidak ada langkah antisipatif terkait untuk mengatasi kekeringan,” terang Yunandar.
Politisi fraksi PDIP tersebut menyayangkan tak adanya anggaran di APBD Jabar 2015 untuk menangani dampak kekeringan terutama pada sektor perkebunan dan pertanian.
Ia mengimbau, semestinya Pemprov Jawa Barat membuat program prioritas guna mengantisipasi supaya suplai air bersih untuk warga yang membutuhkan tetap terpenuhi selain membuat embung-embung.
“Itu seharusnya bisa diantisipasi, contohnya pemerintah belum memikirkan cara agar kebutuhan air untuk pertanian bisa tetap terpenuhi,” lanjut ia.
Saat ini, sektor perkebunan dan pertanian tengah krisis air di musim kemarau yang berlangsung sejak Juni kemarin.
Petani di sejumlah kawasan ini marak meminta bantuan untuk mendapat sumber air baru.
Meski begitu, pemerintah provinsi sementara hanya bisa membantu dengan membuat embung-embung air dan sumur cadangan. @pir/@rin/@husein/@arie
redaktur: adrian
http://www.lensaindonesia.com/2015/08/15/pdip-jabar-tuding-pemprov-setengah-hati-antisipasi-kekeringan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar