Senin, 16 November 2015
JAKARTA – Pemerintah yang akhirnya mendatangkan beras dari Vietnam mendapat reaksi keras. Wakil Ketua Komisi IV DPR Firman Subagyo menuding Menteri Perdagangan Thomas Lembong tunduk pada tekanan mafia beras.
Karena itu, dia mendesak Thomas Lembong mundur atau Kementerian Perdagangan dibubarkan. ”Sikap pemerintah tidak konsisten. Jangan-jangan Menteri Perdagangan terlibat mafia impor beras,” ujar politikus Partai Golkar ini, Minggu (15/11). Hal itu diungkapkan Firman menanggapi pemerintah yang bersikeras mengimpor beras.
Setelah Vietnam dan Thailand, pemerintah tengah mengambil opsi impor beras lagi dari Pakistan dan Brasil. Keputusan itu diambil untuk memenuhi kuota 1,5 juta ton. Dari rencana pemerintah mengimpor beras 1,5 juta ton hingga akhir tahun tersebut, baru satu juta ton yang bisa dipenuhi dari Thailand dan Vietnam.
Target 1,5 juta ton akan sulit tercapai, mengingat Myanmar dan Kamboja juga tidak memiliki stok ekspor. Karena itu, opsinya impor dari Pakistan dan Brasil. Masalah beras impor itu, menurut Firman, hendaknya pemerintah jangan saling silat lidah.
”Harus tegas kalau memang cadangan masih cukup buat apa impor,” ujarnya. Menteri Pertanian, lanjut Firman, saat dirinya menanyakan stok beras nasional, menjawab bahwa pengadaan beras masih bisa dari dalam negeri.
Terlebih, wilayah Lampung panen raya. Presiden Jokowi juga sudah menegaskan, tidak akan dan tidak ada impor beras. ”Tetapi kenapa antarpejabat pemerintah, baik Wapres Jusuf Kalla maupun Presiden Jokowi berbeda pendapat,” tanya Firman. Namun kenyataannya masih memaksakan impor beras.
Intervensi
”Ada apa gerangan? Jangan sampai ada intervensi dari mafia beras, karena impor sangat menjanjikan keuntungan.” Hendaknya para pejabat pemerintah tidak membuat kebijakan yang menyakitkan rakyat, khususnya petani. Karena itu, Menteri Perdagangan juga harus tegas.
”Ganti Menteri Perdagangan sama saja selalu memihak kapada kepentingan mafia beras, bukan petani. Kalau selalu seperti itu sebaiknya mundur atau kementerian dibubarkan saja,” ujarnya. Lebih khusus, dia meminta Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menolak beras impor masuk Jateng.
Pasalnya, daerah ini masih surplus beras. Pendapat berbeda diungkapkan para pedagang beras di Pasar Induk Cipinang. Ujang Daruri, salah satunya. Bahkan menurut pemilik Toko UD Beras Cianjur ini, langkah pemerintah mengimpor beras Vietnam itu sebenarnya sedikit terlambat.
Sebab, jika hanya mengandalkan pasokan beras petani lokal yang terkena dampak kemarau panjang, harga beras diprediksi bakal melonjak. ”Beras kebutuhan pokok, mau mahal yang namanya makan buat harus dibeli. Sementara ada El Nino kan belum jelas parahnya sampai mana. Kalau tidak ada stok, bukan hanya naik, pasti sudah ganti harga namanya,” ungkapnya.
Kedatangan beras impor Vietnam ke gudang Perum Bulog itu juga membuat para pedagang tidak berani lagi menimbun dagangan untuk mempermainkan harga. Sebab, ada cadangan stok sehingga harga beras diprediksi stabil hingga puncak panen gabah tahun depan. (di,dtc – 61)
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/mendag-lembong-dituding-dikendalikan-mafia-beras/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar