Selasa, 23 Februari 2016

Harga Gabah Petani Temanggung Merosot

Selasa, 23 Februari 2016

BENCANA banjir di sejumlah daerah membuat kualitas gabah petani memburuk. Walhasil, harga jual gabah merosot. Seperti di Temanggung, Jawa Tengah, sudah tiga hari terakhir harga gabah kering panen (GKP) hanya berkisar Rp3.000-Rp4.000 per kilogram. Padahal, tiga pekan lalu, GKP masih di kisaran Rp4.700 per kg. "Merosotnya harga gabah disebabkan kualitas kurang bagus.

Kebanyakan padi dipanen dini lantaran terkena banjir atau rusak kena angin," ujar pengelola usaha penggi-lingan padi di Kecamatan Temanggung, Siti, 40, Senin (22/2). Dia menambahkan tingginya curah hujan juga menyebabkan proses penjemuran berlangsung lebih lama.

"Untuk pasokan cenderung normal, antara 2 ton hingga 3 ton tiap satu kali pembelian. Namun, jarang panas menghambat proses penjemuran sehingga kebanyakan gabah menumpuk di selepan," ujar dia. Harga gabah yang terus merosot, menurut Siti, tidak berpengaruh pada harga beras. Saat ini beras di selepan dijual dengan harga Rp9.000 per kg. Ketua Himpunan Kerukun-an Tani Indonesia (HKTI) Jawa Tengah, Tulus Budiono, menjelaskan, musim hujan yang bersamaan dengan terjadinya panen membuat kadar air gabah tinggi mencapai di atas 30%. Menurut dia, harga gabah yang mendekati Rp3.000 per kg mestinya tidak menjadi persoalan dan dia meyakini petani bisa memahami.

Rastra premium

Tulus juga menepis anggapan turunnya harga gabah disebabkan ada beras impor yang dibagikan, yaitu yang berupa beras untuk kesejah-teraan rakyat (rastra) bagi rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM). Sebab, lanjut dia, rastra yang dibagikan itu menggunakan sisa stok tahun lalu dari Bulog. Namun, dia mengakui, beras rastra yang dibagikan saat ini ialah kualitas premium dan akhirnya dikonsumsi sendiri oleh penerima. Dampaknya tingkat pembelian beras oleh masyarakat jadi berkurang sehingga harga beras pun kini menjadi lebih murah.

"Guliran rastra premium untuk seluruh RTS kebetulan bersamaan dengan awal panen, tetapi penurunan harga pembelian pemerintah (HPP) lebih disebabkan gabah panenan petani terjadi pada musim hujan," ungkap dia. Bulog, papar Tulus, akan menyerap gabah petani mulai bulan depan. Saat ini Bulog mempersiapkan pembiayaan dan kontrak tender dengan mitra kerja. Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Sukabumi, Jawa Barat, Sudrajat, berharap Bulog Subdivisi Regional Cianjur bisa menyerap beras petani lebih banyak karena produktivitas padi mencapai 180 ribu ton per tahun.

Kepala Bulog Subdivisi Regional Cianjur Drajat Sudrajat menargetkan bisa menyerap beras dari petani sebanyak 25 ribu ton padatahun ini, atau lebih banyak daripada tahun lalu, 18 ribu ton. Sebanyak 15 ribu ton beras impor asal Thailand tiba di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), sejak tiga hari terakhir. "Pembongkaran dari kapal membutuhkan waktu sekitar dua pekan," kata Kabid Pelayanan Publik Bulog Divre NTT, Minggus Foes. (TS/WJ/BB/PO/N-2)

http://www.mediaindonesia.com/news/read/30111/harga-gabah-petani-temanggung-merosot/2016-02-23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar