Sabtu, 13 Februari 2016

Kami Minta Tak Ada Impor Beras dan Jagung

Jumat, 12 Februari 2016

Nusa Tenggara Barat atau NTB, jadi tuan rumah peringatan Hari Pers Nasional 2016. Di Kawasan khusus pariwisata Mandalika, puncak acara HPN 2016 dilangsungkan Selasa (9/2). Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta beberapa menteri kabinet, hadir langsung.


Wartawan Koran Jakarta, berkesempatan mewawancarai Gubernur NTB, TGH Muhammad Zainul Majdi di Lombok. Berikut petikan wawancaranya.

NTB, jadi tuan rumah HPN 2016. Apa pengaruhnya?

Tentu sangat berpengaruh. Tamu banyak yang datang dan ini menggerakan roda perekonomian, terutama pariwisata.

Dari sisi pertumbuhan ekonomi, apa saja yang sudah dicapai?

Pada 2015, perekonomian di NTB tumbuh dengan baik. Pertumbuhan perekonomian, dengan seizin Allah dan ikhtiar seluruh masyarakat NTB, bisa tumbuh 21 persen. Ini pertumbuhan tertinggi dibanding provinsi di seluruh Indonesia.

Dampaknya kepada tingkat kemiskinan?

Seiring pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tingkat kemiskinan dalam satu tahun juga turun menjadi 0,65 persen. Tingkat kedalaman kemiskinan atau keparahan kemiskinan juga menurun.

Di saat yang sama gini ratio atau ketimpangan juga turun, dari Maret ke September turun dari 0,37 persen menjadi 0,29 persen. Itu gini ratio terendah di Indonesia.

Saya optimistis, dengan kebijakan dari pemerintah yang tegas, terutama dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur di seluruh penjuru Indonesia, termasuk di NTB, harapan kami di NTB setelah di bangun kawasan Mandlika, demikian pula pengembangan global hub di Lombok Utara dan pengembangan Samota di Sumbawa di kembangkan dengan baik, saya yakin pertumbuhan di NTB akan meningkat lagi.

Kalau soal produksi pangan?

Beberapa hal yang berpengaruh di NTB pada 2015 harga produksi pangan terjaga dengan baik. Petani bisa menikmati hasil dari produksi pertaniannya dengan baik. Saya minta, kalau bisa tak ada impor beras.

NTB itu mampu menghasilkan sekitar 1,3 juta ton beras. Dan 700 ribu ton itu dikonsumsi dalam daerah. Dan 600 ribu ton jadi movement nasional diserap Bulog dan perdagangan antar daerah.

Tapi apa problemnya?

Problemnya, Bulog sampai sekarang belum mampu menyerap secara maksimal hasil produksi pertanian. Hasil produksi jagung di NTB misalnya, pada 2015 pertumbuhannya tertinggi di Indonesia, dari 760 ribu ton jadi satu juta 10 ribu ton, atau naik juta naik 26 persen.

Kabarnya NTB sudah bisa mengekspor jagung?

Ya, sekitar 150 ribu diekspor langsung dari pelabuhan di Sumbawa

Anda saat berpidato mengkritik rencana Bulog mengimpor jagung atau membeli jagung impor. Kenapa?

Ya, kami dengar ada rencana Bulog beli jagung impor dengan harga 3.000 rupiah per kilogram. Ah, kalau 3.000 rupiah itu digunakan Bulog misalnya untuk membeli jagung petani kami saat panen raya dulu, itu petani akan jauh lebih sejahtera.

Saya masih ingat, saat bapak Presiden hadir di Festival Tambora. Beliau menyampaikan, Bulog akan menyerap jagung dengan harga 2.500 rupiah. Tapi, apa yang instruksi bapak Presiden belum dilaksanakan oleh Bulog di NTB. Terpaksa saya harus sampaikan.

Masyarakat di NTB banyak mengeluh, bahkan menjerit, saat panen raya harga produksi mereka jatuh, bahkan sampai 1.600 rupiah per kilogram.

Tiba-tiba ini saya dengar Bulog mau impor jagung dengan harga 3.000 rupiah. Kalau saja 3.000 rupiah untuk petani dalam negeri saya yakin itu meningkatkan kesejahteraan petani. NTB selain pertanian juga ditopang pariwisata.

Apa saja yang sudah dan akan dikembangkan?

Ya pertumbuhan ekonomi di NTB semakin baik, salah satunya ditopang oleh pariwisata yang pengembangannya semakin baik. Saya yakin, apabila kawasan Mandalika berkembang baik dan 12 dari 15 destinasi yang sedang dikembangkan juga berkembang dengan baik, NTB akan memberi kontribusi bagi nasional.

Saya optimistis, berapapun target yang diberikan Menteri Pariwisata, bisa dipenuhi. Tahun 2016 target naik 50 persen dari 1 juta wisatawan asing menjadi 1,5 juta wisatawan asing. Insya Allah bila di support dengan baik itu tercapai.

Saya juga berharap, urat nadi logistik, seperti misalnya jalan nasional dari pelabuhan Lembar ke Kayangan bisa dibuat by pass, saya optimistis bisa men-double-kan pertumbuhan.

Pertumbuhan UMKM bagaimana?

UMKM juga menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi. Saya ilustrasikan, KUR misalnya yang ditargetkan 1 triliun untuk NTB, baru satu bulan, bulan Januari, sudah terserap 20 persen. Bila ini berjalan baik, bulan kelima target bisa tercapai.

Karena itu kemarin saya minta target KUR untuk NTB di tingkatkan. Ini akan menumbuhkan para wirausahawan dan anak muda bekerja lebih keras lagi. Implementasi dana desa juga berjalan baik, bahkan mempengaruhi ekonomi di desa. Dan gini ratio di desa juga menurun.  agus supriyatna/AR-3

http://www.koran-jakarta.com/kami-minta-tak-ada-impor-beras-dan-jagung/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar