Kamis, 27 Maret 2014
JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor pertanian tak hanya bisa memberikan peluang luas lapangan kerja, tapi juga mendukung ketahanan pangan. Oleh karenanya, perlu tenaga kerja yang cukup besar di sektor pertanian sehingga produktivitas pangan meningkat serta importasi berkurang.
"Era impor ini yang harus kita hentikan, diganti dengan era produksi, dengan memberdayakan tenaga kerja kita," kata Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro, Kamis (27/3/2014).
Siti mengatakan perlu keberpihakan pemerintah untuk mengembangkan sektor pertanian. Di tengah lahan pertanian yang kian sempit, sebetulnya pemerintah memiliki andil cukup besar, karena masih memiliki sejumlah aset.
Hendri Saparini, Direktur Eksekutif Center of Reform on Conomics menambahkan, salah satu yang juga bisa mengangkat pertanian di Indonesia adalah keberadaan koperasi usaha tani. Sayangnya, peran koperasi di Indonesia telah tereduksi puluhan tahun.
"Sayangnya di Indonesia ini, kita gotong-royong untuk sosial, bukan gotong-royong untuk kepentingan ekonomi," imbuhnya.
Padahal, keberadaan koperasi dapat membantu para petani dan nelayan meningkatkan posisi tawar mereka. Hendri mencontohkan, koperasi petani di Jepang dan Korea memiliki peranan kuat.
"Nelayan di pasar ikan di sana, mereka punya posisi tawar yang kuat, karena memasok (ikan) ke restoran dan industri besar. Tapi kalau enggak ada (koperasi), mereka dipepet sama para tengkulak. Di sini, Bulog itulah seharusnya koperasi harapan petani," papar Hendri.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/03/27/2102472/Era.Impor.Produk.Pertanian.Harus.Berganti.Era.Produksi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar