Jumat, 24 Januari 2014
SURYA Online, SURABAYA - Pengendalian harga gula melalui Bulog dinilai baik jika upaya stabilisasi harga melalui Bulog tidak disertai impor gula, meski tujuannya untuk memenuhi stok gula Bulog.
Sekretaris Perusahaan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XI, Adig Suwandi menyebutkan, selama semester I 2014, harga gula diperkirakan masih akan tertekan, sebagai konsekuensi logis masih banyaknya stok, baik di gudang Pabrik Gula (PG) maupun pedagang.
Data Dewan Gula Indonesia menunjukkan, per 31 Desember 2013, stok gula nasional 1,24 juta ton atau 34 persen lebih tinggi dibanding penghujung 2012 yang mencapai 914.000 ton. Di sisi lain, produksi sampai dimulainya giling di sebagian besar PG di Jawa, Mei 2014 sebanyak 180.000 ton.
Stok bisa bertambah bila diperhitungkan rembesan gula rafinasi ke pasar sebagaimana hasil audit tim independen beberapa waktu lalu yang menemukan 110.799 ton. Jumlah tersebut potensial bertambah kalau temuan tersebut hanya sebatas yang terlacak.
"Kebijakan tidak mengimpor gula menjadi kata kunci bagi petani mengingat harga lelang yang terus berjatuhan. Kini harga gula hanya berada dikisaran Rp 8.550 - Rp 8.650 per Kg," ujar Adig, Jumat (23/1/2014).
Untuk melindungi petani dan PG lokal, Pemerintah diharapkan tidak membuat kebijakan peningkatan stok melalui impor dan pencegahan rembesan gula rafinasi secara serius.
http://surabaya.tribunnews.com/2014/01/24/stop-impor-gula
Tidak ada komentar:
Posting Komentar