21 Oktober 2013
MESKI Indonesia di karunia sumber daya alam melimpah. Hal ini tidak serta merta membuat penduduk negeri ini sejatera, tapi sebalkinya tingkat kesejahteraan khususnya petani makin terpuruk dengan membanjirnya produk pangan impor.
Hal ini pula yang membuat kalangan anggota komisi IV DPR gundah gulana. Salah satunya Agung Jelantik Sanjaya, anggota komisi IV DPR Fraksi Gerindra ini mengaku kecewa dengan kebijakan pemerintah saat ini yang tak melindungi para petani dalam negeri.Menurut dia pemerintah terlalu fokus terhadap perkembangan industri sehingga bidang bidang semisal agrikultur, peternakan, dan perikanan terlupakan. Alhasil, ketika kekurangan pangan, impor menjadi solusi jangka pendek.
“Indonesia sedang berada di tengah krisis pangan yang luar biasa. Beras impor, cabai impor, bawang impor, dan banyak lagi. Padahal, Indonesia memiliki lahan luas yang sangat subur dengan potensi besar,” ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Bali, saat diwawancarai di kantornya bilangan Senayan Jakarta, baru-baru ini.
Saat ini, kata Agung Indonesia mengimpor setidaknya sebanyak lima puluhan lebih jenis bahan pangan. Selain impor, pemerintah masih belum mampu menstabilisasi beberapa harga bahan pangan yang terus meroket.
Kondisi itu, lanjut Agung menunjukkan kegagalan pemerintah dalam membangun kedaulatan
pangan. Padahal, dulu Indonesia merupakan salah satu pengekspor beragam produk pertanian dan peternakan terbesar di Asia Tenggara.
Bukti lain kegagalan pemerintah itu nampak terlihat dengan carut-marutnya sistem pengaturan dari hulu hingga hilir. Dalam hal ini khususnya Kementerian Pertanian yang membawahi Departemen Pertanian seharusnya dapat bekerjasama di lapangan dengan sinergis, karena yang paling dirugikan sebenarnya adalah petani dan juga rakyat. ”Harusnya ada integrasi dan koordinasi dari semua kepentingan produksi seperti pupuk, benih, obat-obatan, irigasi, lahan dan modal,” terang Agung.
Sosok Sederhana yang Merakyat
Kiprah Agung Jelantik Sanjaya terbilang baru dipanggung politik, tapi kalau bicara komitmennya memperjuangkan nasib para petani Agung paling terdepan. Betapa tidak, hal ini dilakukannya sebagai salah satu butir visi dan misi Partai Gerindra, yaitu mendorong pembangunan ekonomi kerakyatan, pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan bagi seluruh warga bangsa dengan mengurangi ketergantungan kepada pihak asing.
“Yang jelas sampai saat ini kita tetap konsisten dalam hal pangan untuk rakyat. Salah satu wujud yang dilakukan adalah mengadakan evaluasi terhadap program-program lama atau yang sudah berjalan, termasuk juga merevisi pengembangan program-program yang p selama ini tidak tepat sasaran seperti Raskin, Bantuan Langsung Masyaraat (Balsem),” ujar Agung meyainkan.
Menurut dia, Balsem itu tidak mendidik karena tak dapat memberdayakan rakyat kecil, sebalik mereka terninabobokan atas bantuan tersebut. Padahal, yang mereka butuhkan sekarang adalah lapangan kerja serta peningkatan sumber daya manusia.
Saat ditanya apa prasyarat kedaulatan pangan yang diusung Partai Gerindra. Pertama adalah pertanian karena sektor ini dapat menjamin ketahanan pangan maupun kedaulatan pangan, termasuk kita juga terus melakukan pemberdayaan terhadap para petani, yang diawali dengan memotivasi mereka agar bangkit kedepannya. Apalagi, hasil pertanian mereka sekarang tidak mencukupi untuk hidup dikarenakan luas lahan yang mereka garap kecil dan terbatas.
Kedua, tambah Agung adalah pendidikan pelatihan dan memberikan teknologi ke para petani. Kalau sekarang, misalnya pupuk saja yang membuatnya perusahaan, sedangkan negara yang mengambil, hasilnya pun sekarang kaga bagus utamanya pupuk yang disubsidi.
“Kami sudah mencoba melakukan hal-hal yang lebih berpihak ke para petani, salah satunya dengan mengajarkan mereka cara membuat pupuk organik yang berkualitas.Termasuk juga mengadakan kerja sama dengan para ahli dan perguruan tinggi, yang ternyata hasilnya jauh lebih bagus,”pungkasnya. (yo/pinsa)
http://www.majalahpotretindonesia.com/index.php/utama/politik/4474-agung-jelantik-sanjaya-pemerintah-gagal-membangun-kedaulatan-pangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar