Kamis, 31 Oktober 2013

Jangan Gampang Impor

30 Oktober 2013

Deklarasi Rencana Aksi Peningkatan Produksi Pangan

BUKITTINGGI, KOMPAS — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan jajaran pemerintah untuk tidak gampang memberlakukan kebijakan impor bahan pangan. Ketergantungan pada impor pangan membuat Indonesia rentan terhadap situasi pangan global.

”Kalau ada gejolak (harga pangan), jangan gampang impor pangan. Ketergantugan pada impor tidak baik,” ungkap Presiden, Selasa (29/10), di Balai Sidang Bung Hatta, Bukittinggi, Sumatera Barat.

Presiden Yudhoyono menyatakan hal itu ketika memberikan pengantar pada rapat pembahasan pangan. Para pejabat yang hadir antara lain Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Nusa Tenggara Barat M Zainul Majdi. Pengusaha yang datang antara lain Wakil Ketua Kadin Bidang Pangan yang juga Wakil Presiden Direktur PT Indofood Sukses Makmur, Franciscus Welirang.

Ketergantungan pada impor, menurut Presiden, membuat Indonesia rentan terhadap ketidakstabilan harga pangan global. Karena itu, jalan terbaik mengatasi gejolak harga pangan dalam negeri adalah dengan mendorong produksi pangan lokal.

Di pengujung rapat, ke-12 gubernur/wakil gubernur menandatangani nota kesepahaman dengan para menteri dan pengusaha yang diwakili Ketua Kadin Suryo Bambang Sulisto, untuk meningkatkan produksi lima komoditas pangan penting, yakni beras, kedelai, gula, daging sapi, dan jagung. Rapat juga menghasilkan rencana aksi peningkatan produksi pangan.

Presiden menyatakan, tahun depan diperkirakan diperlukan 33 juta ton beras. Surplus produksi diperkirakan 8 juta ton beras. Namun, Indonesia ditargetkan mampu surplus 10 juta ton beras tahun 2014. ”Terbuka ruang kolaborasi dunia usaha dan pemerintah agar surplus (10 juta ton beras) tercapai,” ujarnya.

Untuk kedelai, tahun depan diperkirakan dibutuhkan 1,988 juta ton. Ditargetkan produksi kedelai nasional tahun 2014 lebih dari 1 juta ton. Naik dibandingkan dengan produksi tahun lalu sebesar 900.000 ton.

Untuk daging sapi, kebutuhan mencapai 575.880 ton pada tahun depan, sedangkan perkiraan produksi 443.200 ton. Rencana aksi menargetkan produksi daging sapi tahun depan lebih banyak 20.000 ton atau mencapai 463.200 ton.

Untuk gula, menurut Yudhoyono, tidak terjadi kekurangan. Kebutuhan pada tahun depan mencapai 2,7 juta ton, sedangkan perkiraan produksi adalah 2,8 juta ton. Rencana aksi menargetkan produksi ditingkatkan menjadi 3,1 juta ton.

Untuk jagung, juga tidak terjadi kekurangan. Kebutuhan tahun depan diperkirakan 14,26 juta ton, sedangkan produksi diperkirakan 19 juta ton. Meskipun demikian, rencana aksi menargetkan perbaikan produksi hingga mencapai 20 juta ton. (ATO)

http://epaper.kompas.com/kompas/books/131030kompas/#/15/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar