Kamis, 09 Juli 2015

Ratusan Hektar Sawah Gagal Tanam

Kamis, 9 Juli 2015

PANGKALAN BALAI, KOMPAS — Ratusan hektar sawah pasang surut di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, gagal tanam karena kekeringan. Air sungai yang surut membuat tanaman padi mereka tumbuh kerdil karena kekurangan air.

Di Desa Margo Sugihan, gagal tanam padi terjadi pada sekitar 300 hektar (ha) sawah yang ditanam sekitar April lalu. Tanaman padi sempat tumbuh baik sekitar satu bulan, tetapi kemudian tak bertambah tinggi setelah hujan berhenti sekitar awal Juni lalu.

Salah satu petani, Muhadi (50), mengatakan, petani Margo Sugihan baru pertama kali ini mencoba menanam musim gadu. Sebelumnya, penanaman gadu tak pernah dilakukan sebab padi tumbuh kerdil akibat kurang air. "Tanam gadu ini program pemerintah untuk menanam setidaknya setahun dua kali," katanya di rumahnya, Rabu (8/7).

Kiwat (53) telah menanam jagung di sawah seluas 1 ha setelah seluruh padi di lahannya tidak tumbuh baik. Awalnya, ia menanam padi 3,5 ha sawah, tetapi hanya 1 ha yang ia ganti menjadi jagung.

Program menanam setidaknya dua kali dalam setahun (IP200) itu merupakan program dari Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan setelah pemerintah pusat menargetkan panen di Sumsel tahun ini meningkat 1 juta ton gabah kering giling lebih tinggi dari panen tahun lalu. Program ini seiring dengan program swasembada beras yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

Dalam program itu, Sumsel memperoleh kucuran dana sekitar Rp 800 miliar dari Kementerian Pertanian untuk pembangunan infrastruktur pertanian dan peningkatan produksi. Tahun 2014, Sumsel menghasilkan 3,56 juta ton gabah kering giling (GKG) atau surplus 1,2 juta ton.

Target

Kecemasan gagal panen juga menghantui petani di Kabupaten Purworejo dan Temanggung, Jawa Tengah. Target luasan padi dimungkinkan tak bisa tercapai karena terjadi krisis air.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian, Kelautan, Peternakan, dan Perikanan Kabupaten Purworejo Eko Anang Sofyan W menyatakan, musim tanam April-September tahun ini oleh pemerintah pusat ditargetkan 31.980 hektar di atas target periode yang sama tahun lalu 28.000 hektar.

"Ini sangat sulit dicapai karena pada musim kemarau air tak bisa mencukupi," katanya. Peningkatan luasan ini adalah bagian dari upaya khusus percepatan swasembada pangan yang dicanangkan Kementerian Pertanian 2015-2017.

Kasus di Malang, Jawa Timur, adalah kekurangan air bersih. Persiapan terus dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Malang, Jawa Timur, dalam memasuki puncak musim kemarau. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ada delapan kecamatan di Malang yang rawan akan krisis air bersih.

Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Endah Parminingtyas, Senin (6/7), mengatakan, persiapan yang telah dilakukan dengan menyiapkan mobil tangki yang dipakai untuk droping air. Ada 8 truk tangki, milik BPBD, PDAM dan PMI. (IRE/EGI/WER)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150709kompas/#/24/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar