Kamis, 07 Januari 2016

Setelah Vietnam, Pakistan dan India Jadi Target Impor Beras

RABU, 06 JANUARI 2016

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan kembali melakukan impor beras melalui Perusahaan Umum Bulog. Setelah tahun lalu mendatangkan beras dari Vietnam, tahun ini pemerintah menjajaki impor dari Pakistan dan India.

Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong menyatakan saat ini pemerintah telah menandatangani nota kesepahaman dengan Pakistan. Meski rincian untuk jumlah, harga, dan waktunya belum disepakati dalam kontrak.

“Kami sedang pelajari aspek legal dan teknisnya serta stok beras medium yang ada di Pakistan,” kata Thomas di sela acara silaturahmi Natal dan tahun baru di kantornya, Rabu, 6 Januari 2016.

Sementara dengan India, penjajakan masih di tahap awal, belum ada nota kesepahaman. Yang pasti, negeri Mahatma Gandhi itu memang memiliki stok beras melimpah. Setahun, India bisa ekspor beras senilai US$ 3-4 miliar.

Impor beras dari Pakistan dan India, menurut Thomas, kemungkinan diperlukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga di pasar. "Presiden dalam sidang kabinet kemarin menyampaikan pesan khusus ke Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian, jaga benar inflasi. Jaga benar dalam jangka pendek, harga komoditas pangan diprioritaskan," ujar Thomas.

Persiapan itu perlu dilakukan sebab ada kemungkinan masa panen tahun ini akan tertunda akibat El-Nino yang terjadi di paruh kedua tahun lalu. Selain itu, pemerintah juga mewaspadai ancaman La-Nina. "Cuaca masih mengancam. Kemarin kemarau panjang saat ini masuk musim hujan, sehingga harus kerja keras antisipasi lonjakan harga," kata Thomas.

Fokus pemerintah saat ini, menurut Thomas, adalah mempertahankan momentum rendahnya angka inflasi. "Inflasi hanya 3,3 persen itu momentum baik. Apalagi harga barang primer seperti beras premium secara regional cukup terjaga baik,” katanya.

PINGIT ARIA

http://bisnis.tempo.co/read/news/2016/01/06/090733660/setelah-vietnam-pakistan-dan-india-jadi-target-impor-beras

Tidak ada komentar:

Posting Komentar