Kamis, 14 April 2016

Bulog Teken MoU Serap Gabah Petani

Kamis,14 April 2016

KLATEN – Penyerapan gabah hasil panen petani Klaten musim tanam Oktober-Maret oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) masih rendah, baru sekitar 10 persen dari total panen. Upaya kerja sama antara Bulog dan beberapa instansi dilakukan agar penyerapan hasil panen ke gudang Bulog maksimal. Rabu (13/4), Perum Bulog Sub Divre Surakarta menandatangani pernyataan komitmen serap gabah petani bersama Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten, Kantor Ketahanan Pangan (KKP), dan Kodim 0723/Klaten di pendapa Dispertan. Di dalamnya tertuang bahwa Bulog wajib menyerap gabah kering giling (GKG) petani Klaten. Dalam kegiatan yang dihadiri perwakilan kelompok tani itu, disampaikan peraturannya pembelian gabah kering panen (GKP) dan GKG oleh Bulog yang diatur dalam Instruksi Presiden RI nomor 5 Tahun 2015. Tak semua hasil panen bisa dibeli, karena Bulog terikat pada ketentuan, terutama kadar air dan butir hampa. Bulog membeli GKG seharga Rp 4.650/kg dengan kadar air maksimal 14 persen, dan hampa kotoran 3 persen. Adapun GKP dibeli Rp 3.700/kg bila kadar air maksimal 25 persen dan hampa kotoran 10 persen. Untuk pembelian beras mencapai Rp 7.300/kg bila beras memenuhi ketentuan. Dijemur Dulu ‘’Dalam Kesepakatan serap gabah, Bulog diharapkan menyerap gabah petani dalam bentuk GKG bukan GKP. Bulog tak bisa membeli GKP karena tak ada sarana. Namun kelompok tani punya lantai jemur, jadi petani bisa menjemur dulu sebelum dijual ke Bulog,’’ kata Dandim 0723 Klaten, Letkol Inf Bayu Jagat. Kodim Klaten akan menyiapkan tim pemantau penyerapan gabah yang dilakukan Bulog, beserta harganya. Menurutnya, Bulog berani membeli GKG Rp 5.000/kg di Ngawen, lebih tinggi dari Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Jadi petani pun diminta memenuhi standar Bulog. Kepala Dispertan Klaten, Wahyu Prasetyo menambahan, kerja sama tersebut diharapkan menguntungkan kedua belah pihak, baik Bulog maupun petani. Karenanya, Bulog juga diminta melakukan sosialisasi kepada petani soal standarisasi gabah dan beras yang bisa diterima Bulog. ‘’Bulog tidak boleh membeli sembarang gabah, karena terikat aturan dalam Inpres. Misalnya soal kadar air, itu mutlak dipenuhi karena menyangkut ketahanan saat disimpan dalam jangka waktu tertentu. Kerja sama ini akan dilakukan setiap musim panen,’’ ujar Wahyu. Tahun ini, kata dia, target luas tanam padi di Klaten mencapai 69.000 hektare untuk dua musim tanam, yakni Oktober-Maret dan April-September. Saat ini, sudah tercapai sekitar 39.000 hektare. Saat ini, masih ada sekitar 10.000 hektare yang belum dipanen dan menjadi sasaran kerja sama kali ini. ‘’Dari data Bagian Perekonomian, total panen baru terserap 10 persen. Mudah-mudahan masih ada peningkatan,’’ ujar dia.(F5-68)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar