Beberapa Non Government Organization (NGO) atau lembaga non pemerintah yang melakukan aksi itu. Sebanyak 10 orang dari 10 negara melakukan aksi teatrikal menolak keras hasil keputusan Paket Bali yang dinilai merugikan masyarakat dunia khususnya petani. Mereka melakukan aksi damai tepat di depan pintu acara penutupan sekaligus penyampaian hasil keputusan sidang WTO Bali di Plenary Hall Gedung Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Nusa Dua Bali.
Tampak salah satu pengunjuk rasa adalah Ketua Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih. Henry terlihat membawa atribut dengan kata 'Food'. Kemudian ia meneriaki WTO tidak sama sekali mementingkan kepentingan para petani.
"Pangan adalah hak asasi setiap orang. Pertanian sama sekali tidak dipentingkan oleh WTO. Pangan tidak hanya lebih dari sekedar komoditi. Setiap negara bertanggung jawab untuk menyediakan stok pangan yang cukup bagi rakyatnya," teriak Saragih dengan menggunakan bahasa Inggris di depan ratusan delegasi anggota WTO, Jumat (6/12/2013).
Tidak hanya Food yang disuarakan oleh para pengunjuk rasa, kata-kata seperti Health (kesehatan), Water (air), Jobs (pekerjaan) dan Democratie (demokrasi) juga ikut disuarakan. Bagi pengunjuk rasa, Lembaga WTO tidak lebih seperti sebuah permainan judi dadu atau mereka menyebut casino. Dadu digambarkan sikap WTO yang terus berjudi dan menghasilkan kesepakatan yang menyengsarakan rakyat dunia.
"Jadi apa itu Paket Bali? Paket Bali itu kematian, kemiskinan, kelaparan dan hilangnya dunia. Jadi tidak benar WTO untuk manusia. 18 tahun berjalan, WTO tidak pernah mengembangkan dan berkonsentrasi kepada kesejahteraan manusia. WTO harus disetop karena itu perjudian masa depan," teriak Josua Matta, Secretary General of SENTRO dan Aliansi Pekerja Filipina (Labour Alliance in The Philippines).
(wij/hen)
http://finance.detik.com/read/2013/12/06/175707/2434878/4/aksi-demo-warnai-jelang-penutupan-konferensi-wto-di-bali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar