Kamis, 12 Desember 2013
NADA NEWS-Memasuki musim tanam dimusim hujan pertama, Pupuk Urea dilaporkan mulai menghilang dari pasaran. Kalaupun ada, harganya di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Informasi dari para petani, harga Pupuk Urea di pasaran dijual hampir Rp 100.000, per sak 50 kilo gram. Padahal HET yang ditetapkan pemerintah hanya Rp 90.000.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumenep, Dwita Andriani, Rabu (11/12) pagi, mengatakan, pihaknya menerima laporan dari petani, bahwa terjadi kelangkaan pupuk. Setelah dicek ke lapangan, pihaknya menemukan dua kios penyalur pupuk bersubsidi di Kecamatan Manding mengalami kekosongan stok Pupuk Urea sejak dua pekan terakhir.
Selain di Kecamatan Manding, pihaknya menemukan kondisi serupa di kios Kecamatan Saronggi. Bahkan jika dikalkulasi, kekurangan Pupuk Urea di Kecamatan Saronggi mencapai 12 ton.
Dia menduga, kesulitan para petani mendapatkan pupuk bersubsidi disebabkan adanya penimbunan oleh sejumlah pihak. Modusnya, penimbunan mencari keuntungan lebih, dengan menjualnya di atas HET.
Sebelumnya, Kepala Bidang Sumber Daya dan Penyuluhan, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Disperta) Sumenep, Kurratul Aini, meyakini tidak ada kelangkaan pupuk. Menurutnya sampai desember ini, stok pupuk yang tersedia masih 5000 ton lebih.
Bahkan, untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan pupuk, pihaknya mengajukan penambahan kouta Pupuk Urea sebanyak 2.120 ton.(red)
http://nadafm.net/dewan-tengarai-ada-penimbunan-pupuk-bersubsidi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar