“Alasannya klasik, mas!, setelah saya berusaha mencari tahu kenapa stok pupuk bersubsidi tidak ada di kios. Ternyata pengiriman pupuk dari distributor terlambat,” kata Maskur, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kecamatan Ambunten, Sumenep, Senin (9/12/2013).
Dia mengaku kecewa ketika pendistribusian pupuk bersubsidi tidak tepat waktu. Karena dampaknya sangat dirasakan oleh para petani, khususnya petani jagung. “Tanaman jagung itu harus sudah dipupuk, kalau terlambat maka hasil panennya juga tidak memuaskan,” ujarnya.
Sebagian para petani jagung di Sumenep, terpaksa membeli pupuk non subsidi. Meski harganya jauh lebih mahal, namun mereka berjaga-jaga tanaman jagungnya takut gagal panen bila pemupukannya terlambat.
Sementara, salah satu distributor pupuk bersubsidi Sumenep, Encung, mengakui jika ada keterlambatan pendistribusian pupuk kesejumlah kios, karena terkendala hujan dan keterbatasan alat angkut.
“Kalau hujan tidak mungkin mengirim pupuk ke kios-kios. Pada saat cuaca bagus pasti dikirim dan belum tentu semua kios itu mampu dijangkau, karena alat angkutnya juga terbatas. Saya harap petani mau bersabar, stok pupuk di gudang masih aman,” kilahnya.(udien/htn).
http://portalmadura.com/ekonomi/stok-pupuk-bersubsidi-habis-dipasaran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar