9 Desember 2013
Laporan: Haifa Inayah
RMOL. Hasil Konfrensi Tingkat Menteri (KTM) World Trade Organization (WTO) di Bali yang berakhir pada Sabtu (7/12) lalu dinilai tidak menguntungkan sama sekali bagi Indonesia. Hal ini karena selain harus mengeluarkan ongkos dalam mempersiapkan konfrensi tersebut, hasil dari konfrensi tersebut juga tidak membantu ekonomi rakyat dengan semakin liberalnya pasar bebas.
Demikian diutarakan Direktur Indonesia for Global Justice, Rizal Damanik saat berbicara dalam diskusi bertajuk "Menenggelamkan Ekonomi Rakyat, Memperparah Korupsi, Menyandera Presiden 2014" di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (9/12).
"Salah satu hasil KTM WTO kemarin adalah trade facilitation yang tidak menguntungkan sama sekali untuk Indonesia," terangnya,.
Trade Facilitation adalah perjanjian untuk mengakomodasi semua keinginan negara industri mendapat kemudahan impor dengan penghapusan hambatan dan rendahnya pajak bea masuk ke negara tujuan.
"Ini hanya menguntungkan negara kaya. Mengapa negara kaya? Karena Dalam World Trade Report terakhir ditemukan bahwa 80 persen ekspor negara Amerika hanya dimainkan oleh 10 persen perusahaan, begitu juga Uni Eropa. Artinya ketika terjadi ekspansi ekspor besar dalam pedagangan internasional, itu hanya memperkaya 10 persen pemain ekspor," tambahnya.[wid]
http://ekbis.rmol.co/read/2013/12/09/135890/Hasil-WTO-Bali-Hanya-Rugikan-Indonesia-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar