Senin, 08 Desember 2014

Luas Panen Berkurang

Senin, 8 Desember 2014

JAKARTA, KOMPAS — Keterlambatan musim tanam padi di beberapa daerah akan mengurangi luas areal panen padi hingga 500.000 hektar akibat gagal panen. Luas areal panen padi dalam kondisi normal sekitar 13 juta hektar per tahun.
Mantan Direktur Utama Perum Bulog sekaligus Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sutarto Alimoeso, Minggu (7/12), di Jakarta, mengungkapkan hal itu.

”Berkurangnya luas areal panen 200.000 hektar saja akan mengurangi produksi beras 600.000 ton,” katanya.

Pemerintah menargetkan produksi padi 73,4 juta ton gabah kering giling pada 2015. Jumlah itu meningkat 3 juta ton dibandingkan produksi 2014.

Ia mencontohkan, produksi padi 2014 turun 0,9 persen akibat terjadi keterlambatan tanam di awal tahun. Keterlambatan awal musim tanam atau mundurnya musim tanam menambah luas areal padi yang kekeringan karena waktu tanam lebih singkat.

Sutarto menambahkan, dengan mundurnya musim tanam selama dua bulan, musim tanam padi baru dimulai Desember 2014. Dengan demikian, panen padi diperkirakan pada Maret-April 2015.

Penanaman kedua tahun 2015 diperkirakan dimulai pada pertengahan April dan panen pada Juli-Agustus. Namun, biasanya musim kemarau sudah datang pada Juli.

Pemerintah bisa mempercepat rehabilitasi jaringan irigasi, sehingga pada musim kemarau lebih banyak lahan yang bisa mendapatkan aliran air. Namun, langkah itu harus diimbangi dengan peningkatan daya tampung waduk.

Pemerintah mengalokasikan dana Rp 15 triliun pada 2015 untuk merehabilitasi jaringan irigasi tersier seluas 1 juta hektar.

Subhan, General Manager Pemasaran PT Pupuk Indonesia, selaku induk perusahaan pupuk BUMN, mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan pupuk untuk program bantuan pada petani. Namun, saat ini masih menunggu turunnya daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA).

”Begitu DIPA turun, pupuk langsung kami bagi ke 4.285 titik,” katanya. (MAS)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/141208kompas/#/18/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar