Kamis, 18 Desember 2014

Petani Minta Pemda Tak Menolak Bantuan Pupuk

Kamis, 18 Desember 2014

JAKARTA, KOMPAS — Kebijakan pemberian bantuan pupuk gratis kepada petani dalam rangka percepatan pertanaman dan peningkatan produksi beras nasional 2015 mendapat reaksi berbeda dari pemerintah daerah. Sebagian pemerintah daerah dari 13 provinsi, yang diharapkan memberikan kontribusi peningkatan produksi beras, enggan menerima program bantuan pupuk.
Menurut Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir, Rabu (17/12), di Jakarta, penolakan bantuan pupuk gratis oleh pemerintah daerah (pemda) bukan keputusan tepat. Dalam kondisi seperti ini, bantuan apa pun yang diberikan kepada petani akan diterima dengan senang hati.

Apalagi bantuan dalam bentuk pupuk yang diberikan secara gratis. Ada uangnya saja belum tentu bisa mendapatkan pupuk tepat waktu, apalagi jika diberi bantuan gratis. Petani akan senang.

Dengan mendapatkan pupuk secara gratis, petani bisa menghemat biaya produksi. Pada saat yang sama produktivitas tanaman padi per hektar diharapkan juga akan meningkat karena ada jaminan sarana produksi yang tepat waktu dan jumlah.

Winarno berharap, pemerintah daerah menerima apa pun bantuan yang diberikan pemerintah pusat kepada petani karena akan meringankan beban petani.

Arifin Tasrif, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, selaku induk perusahaan pupuk BUMN, mengatakan, alokasi bantuan pupuk dalam rangka percepatan pertanaman padi dan peningkatan produksi beras nasional berkurang.

Pada awalnya alokasi bantuan pupuk gratis ditetapkan 126.000 ton untuk pupuk urea. Namun, dalam perjalanan waktu diturunkan menjadi 40.000 ton dan sekarang menjadi 15.663 ton.

Begitu pula alokasi bantuan pupuk NPK turun dari semula 82.193 ton menjadi 10.751 ton. Beberapa daerah belum bersedia menerima bantuan pupuk.

Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman mengatakan, dalam percepatan pertanaman padi musim tanam 2014/2015, produsen pupuk diharapkan menyalurkan bantuan pupuk dalam tiga minggu.

”Bagi kami, hal itu tidak menjadi masalah karena pupuk sudah tersebar di sejumlah daerah sehingga tinggal menyalurkan saja,” katanya.

Begitu produsen menerima data petani penerima bantuan sesuai nama dan alamat, pupuk akan segera disalurkan kepada petani. (MAS)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/141218kompas/#/18/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar