Jumat, 06 Desember 2013

Krisis Urea Melanda Sragen, 3.400 Hektare Padi Terancam

6 Desember  2013

ilustrasi

SRAGEN—Sebanyak 3.400 hektare areal padi di wilayah Kecamatan Tanon terancam kelangsungannya menyusul krisis pupuk urea yang melanda wilayah tersebut sejak sepekan terakhir. Tidak hanya langka, ketersediaan pupuk utama tersebut sudah kosong sejak sepekan silam sehingga membuat petani kelabakan.

“Sudah sejak seminggu ini pupuk urea sulit ditemui. Padahal ini rata-rata sudah waktunya pemupukan pertama dan urea memang menjadi pupuk wajib. Karena tidak ada barang, banyak yang akhirnya menunda pemupukan,” ujar Sutar, warga Desa Kecik, Tanon, Kamis (5/12).

Karena kebutuhan sangat mendesak, tak sedikit petani yang terpaksa mencari ke luar daerah. Akan tetapi, banyak yang tidak mendapat lantaran terkendala kuota dan kalaupun ada harga yang dipatok sudah selangit.

Pantauan Joglosemar, tidak hanya petani yang kelimpungan, kalangan penyalur di berbagai desa juga kesulitan stok. Kalaupun masih ada stok, hanyalah sisa jatah yang belum diambil petani dan jumlahnya sangat minim.

Bahkan beberapa penyalur di Desa Kecik dan Gawan juga mengalami kekosongan. Salah satu penyalur, Seno Tani di Desa Gawan bahkan terpaksa mematok harga Rp 97.000/sak urea karena hanya tinggal memiliki tiga sak ukuran 50 kilogram. Menurut penjaga toko tersebut, tidak hanya urea, pupuk bersubsidi jenis lain seperti SP36 juga sudah sulit, bahkan untuk ZA malah tidak ada pasokan sama sekali.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian (Bappeluh) Kecamatan Tanon, Bukhori tidak menampik adanya krisis urea di wilayah Tanon. Menurutnya, hal itu terjadi karena alokasi urea di Kecamatan Tanon untuk tahun 2013 ini sudah habis.

Kekosongan juga dipicu adanya penurunan alokasi urea yang pada tahun 2012 dijatah 2.800 ton, sementara tahun ini hanya dijatah 2.300 ton. Penurunan alokasi ini akhirnya berimbas pada kekosongan mengingat kebutuhan urea pada musim tanam pertama ini sekitar 1.037 ton, sedangkan jatah dari kabupaten hanya 500 ton.

Ia juga memaklumi kepanikan yang terjadi di lapangan utamanya bagi petani. Sebab, saat ini dari sekitar 3.400 areal di 16 desa di Tanon, hampir mayoritas sudah memasuki masa pemupukan pertama dengan urea menjadi pupuk wajib. Guna mengatasi krisis tersebut, pihaknya sudah mengajukan realokasi ke Pemkab agar ada tambahan alokasi bagi Kecamatan Tanon untuk musim tanam ini. Wardoyo

http://joglosemar.co/2013/12/krisis-urea-melanda-sragen-3-400-hektare-padi-terancam.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar