4 Desember 2013
PONOROGO – Masa reses Daerah Pemilihan (Dapil) VII yang meliputi lima kabupaten yaitu Trenggalek, Ponorogo, Magetan, Pacitan dan Ngawi mendapat perhatian dari para anggota DPRD Jawa Timur. Sejumlah anggota DPRD yang berangkat dari Dapil VII itu, menyerap sejumlah aspirasi dari masyarakat untuk segera direalisasikan.
Gatot Sudjito anggota DPRD Jatim asal dapil VII mengatakan, prioritas reses dua minggu lalu adalah mengakomodir seluruh permasalahan masyarakat. Sebab permasalahan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya jelas berbeda. Akan tetapi tetap ada beberapa permasalahan yang paling dominan di kawasan Dapil VII. Yang pertama adalah tentang pertanian, sebab sebagian besar penduduk kawasan tersebut mata pencahariannya adalah bercocok tanam. “Soal pertanian, masyarakat banyak yang mengeluh masalah pengairan, bibit yang mahal, pupuk langka atau yang lainnya," kata Gatot.
Kebutuhan lain yang paling mendasar adalah infrastruktur pedesaan. Sejauh ini dapil VII memang bisa disebut paling tertinggal dalam urusan pembangunan jalan. Sampai sekarang pembangunan jalan masih berfokus pada jalan utama di kabupaten atau penghubung antara kabupaten satu dengan lainnya. Sedangkan urusan pembangunan jalan pedesaan masih belum disentuh. Padahal, lancarnya jalan pedesaan tentu akan sangat membantu kelancaran perekonomian desa. Seperti yang diketahui bahwa infrastruktur jalan yang bagus akan sangat membantu kelancaran mobilitas hasil produk pertanian akan cepat dipasarkan. “Infrastruktur jalan di dapil VII tetap menjadi kebutuhan. Selanjutnya akan tetap berupaya untuk memfasilitasi infrastruktur jalan pedesaan,”pungkas politisi asal Partai Golkar ini.
Sementara itu, Suli Daim Anggota DPRD dari Dapil Jatim VII juga menyoroti soal kelangkaan pupuk di pasaran yang sering dikeluhkan para petani di kabupaten Ponorogo. “Kami akan komunikasi dengan Dinas Pertanian Provinsi Jatim, supaya jangan sampai pada musim tanam kali ini para petani di Kabupaten Ponorogo dihadapkan pada persoalan sulitnya mencari pupuk,” kata Suli Daim.
Menurutnya hilangnya pupuk saat dibutuhkan para petani adalah masalah lama yang seharusnya tak perlu terjadi lagi. “Kelangkaan pupuk adalah masalah lama dan selalu terjadi saat para petani membutuhkan atau saat masa tanam padi berlangsung,” terangnya.
Pihaknya juga mengkritik para distributor pupuk untuk memanfaat kesempatan kelangkaan pupuk di pasaran. “Jangan menggunakan kesempatan dalam kesempitan,” kritiknya. Menurutnya, berapapun harganya, para petani pasti akan membeli pupuk tersebut. “Karena memang sudah merupakan kebutuhan,” jelasnya.
Sebenarnya pihak DPRD Jawa Timur sudah sering mengundang Perusaahaan pupuk terkait permasalahan kelangkaan pupuk tersebut. “Para distributor jangan menyalahkan petani karena hakekatnya para petani sudah pandai dalam pemakaian pupuk,” terangnya.
Legislator PAN ini juga meminta kepada para distributor pupuk untuk selalu tanggap saat petani membutuhkan pupuk. “Kelangkaan pupuk jenis apapun jangan sempai terjadi lagi,” harapnya. rko/**
http://surabayapagi.com/index.php?read~Masalah-Infrastruktur-dan-Pupuk-Disorot;3b1ca0a43b79bdfd9f9305b812982962094bc5471fc0b0671f40037f71103e84
Tidak ada komentar:
Posting Komentar