Minggu, 01 Desember 2013

Petani Banten Dapat Penghargaan

30 November 2013



SERANG - Pertanian Banten pada 2013 ini menunjukkan geliat cukup positif. Tidak hanya pada produksi, kesejahteraan petani yang dilihat dari nilai tukar petani (NTP) Banten pada bahkan menduduki peringkat ke-3 secara nasional dengan angka 109,7 persen. Bahkan, kelompok petani asal Kabupaten Pandeglang, menjadi penerima penghargaan terbaik ke-2 kelompok tani berprestasi tingkat nasional untuk komoditi kedelai yang diberikan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Negara pada Jumat (29/11). Untuk itu, Menteri Pertanian (Mentan) Suswono akan mengunjungi kelompok tani kedelai di Provinsi Banten tepatnya di Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang.

Demikian dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten Agus Muhammad Tauchid, kemarin. Agus menyatakan, berdasarkan urutan 5 besar daerah dengan NTP tertinggi periode Juli-September 2013 triwulan III, Banten menduduki peringkat ketiga selama tiga bulan berturut-turut dengan angka terakhir 109,71 persen. Angka tersebut mengantar Banten berada di atas Sumatera Selatan bahkan Jawa Barat. "Bahkan, dari total ekspor Banten pada 2013, sekitar 83,54 persennya disumbang dari sektor pertanian," ungkap Agus.

Tahun ini, ujar Agus, sektor pertanian yang memiliki progres cukup signifikan adalah kedelai. Produksi kedelai Banten pada 2013 ini masuk dalam peringkat ke-9 nasional dengan total produksi 11.900 ton melalui penangkaran seluas 15.570 hektar. Dengan urutan, Kabupaten Pandeglang seluas 8.020 hektar, Kabupaten Lebak seluas 7.025 hektar, dan Serang seluas 525 hektar.  "Sentra produksi kedelai di Banten memang ada di Kabupaten Pandeglang. Bahkan, kelompok petani kedelai dari Pandeglang yakni Mekar Harapan menjadi juara ke-2 nasional untuk penghargaan kelompok tani berprestasi. Dengan penerima Maman Hernawan sebagai ketua kelompok dari Desa Kuta Mekar, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang," jelasnya

Menurut Agus, peningkatan produksi kedelai di Banten salah satunya adalah dipengaruhi kerjasama yang dibangun dengan Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) divre se-Banten. Kerjasama tersebut berupa harga beli kedelai yang diberikan Bulog kepada petani menjadi lebih wajar dengan nilai Rp 7.000/kilogram dibandingkan dari para tengkulak. Oleh karenanya, petani menjadi termotivasi untuk menanam dan berswasembada kedelai. "Kerjasama bulog ini, apapun yang dihasilkan dan dijual petani, akan dihargai secara wajar oleh bulog," tegasnya.

Atas kondisi tersebut, imbuhnya, menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mengantisipasi terjadinya krisis kedelai yang diakibatkan produksi yang tersumbat karena keinginan petani untuk menanam rendah. Bahkan, upaya inipun menjadi salah satu solusi pemerintah dari ketergantungan impor kedelai dan mempercepat swasembada. "Apabila kondisi ini terus terjadi secara kontinyu dan terus meningkat, bukan hal mustahil Banten menjadi sentra kedelai nasional dengan nilai ekspor tertinggi," tukas Agus.

Agus menambahkan, pada Sabtu (30/11) akan ada kunjungan dari Menteri Pertanian Suswono ke penangkar kedelai pada Kelompok Tani Sukatani, Kampung Bangkong, Desa Sukarame, Kecamatan Cikeusal, Kabupaten Serang. Tidak hanya kunjungan, Menteri Pertanian pun akan memberikan pemaparan kepada kurang lebih 100 petani. “Nanti ada talk show yang narasumbernya langsung Pak Menteri dan saya sendiri. Ini menunjukkan kepedulian pemerintah pusat terhadap petani Banten yang cukup besar,” tuturnya. (ibah)

http://bantenraya.com/component/content/article/3-serang-raya/2482-petani-banten-dapat-penghargaan-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar