”Jangankan bersaing di tingkat global, di dalam negeri sendiripun petani kita akan kesulitan bersaing dengan produk impor. Hal ini terutama karena produk pertanian di luar negeri disubsidi secara luar biasa oleh pemerintahnya sehingga harganya kompetitif baik di dalam maupun luar negeri," paparnya.
Menurut Gita, setiap tahun pemerintah AS memberikan subsidi pertanian sekitar US$ 100 miliar/tahun kepada petani. Hal serupa dilakukan pemerintah Uni Eropa yang memberikan subsidi pertanian sebesar 80 miliar euro/tahun.
”Para petani di negara maju sudah sangat efisien dalam berusaha tani. Sekalipun demikian, tetap saja mereka disubsidi oleh pemerintahnya. Bayangkan seandainya petani kita dibiarkan tanpa proteksi pemerintah, bisa habis mereka," tutur Nabiel.
Menurutnya, jumlah petani kita cukup besar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013 tercatat ada 26,14 juta rumah tangga petani. ”Mereka ini harus diproteksi agar bisa eksis. Di atas punggung merekalah kita mengandalkan swasembada pangan," tandasnya.
Ia mengakui bahwa selama ini pemerintah sudah memberikan proteksi kepada petani seperti pemberian berbagai subsidi, hibah alsintan, pembatasan impor dan sebagainya. ”Kedepan akan lebih baik bila ada subsidi harga, setidaknya untuk 5 komoditas yang menjadi target swasembada. Jaminan harga beli dari pemerintah jangan hanya diberikan untuk pada/beras dan kedelai saja tetapi juga untuk jagung, tebu dan daging sapi. Intinya buat harga beli yang senantiasa menguntungkan bagi petani," pungkasnya.
http://www.pks.or.id/content/tanpa-proteksi-petani-indonesia-tidak-akan-kompetitif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar