Senin, 30 Maret 2015

Dispertahut Bantul Curiga Distribusi Pupuk Bersubsidi Bocor

Minggu, 29 Maret 2015

Laporan Reporter Tribun Jogja, Siti Ariyanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul mencurigai adanya kebocoran distribusi pupuk bersubsidi di kabupaten ini. Meskipun belum diketahui secara pasti jumlah kebocorannya, tetapi Dispertahut Bantul akan mengawasi secara ketat distribusi pupuk tersebut.
Kepala Dispertahut Bantul, Partogi Dame Pakpahan mengungkapkan, seperti barang-barang bersubsidi lainnya, pupuk bersubsidi juga sangat rawan terjadi kebocoran. Ia menduga kebocoran itu terjadi di level distribusi, khususnya setelah pupuk berada di penyalur atau kios-kios.
"Mungkin seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi itu yang kencing di jalan. Ada oknum yeng membeli pupuk bersubsidi kemudian menjual dalam harga non subsidi dengan mengganti karung maupun cara lain," papar Partogi, Minggu (29/3/2015).
Untuk mengetahui angka kebocoran itu, sebenarnya dapat dilihat berapa banyak pupuk yang masuk ke Bantul (input) dan berapa output-nya. Namun, sejauh ini Dispertahut belum melakukan kajian mendalam terkait hal tersebut.
Bila suatu saat Polisi mengungkap pelaku yang membocorkan distribusi pupuk bersubsidi, Partogi berharap yang bersangkutan dihukum seberat-beratnya. Pasalnya, akibat perbuatan oknum tersebut menyebabkan penyebaran pupuk tidak tepat sasaran.
"Dari pabrik disalurkan ke distributor, lalu ke penyalur (kios-kios) baru sampai petani. Kasihan petani yang membutuhkan. Pupuk bersubsidi kan agar petani tidak keberatan membeli," tambahnya.
Di Bantul kata Partogi, ada 7 distributor pupuk. Seperti barang bersubsidi lain, pengawasannya pun dilakukan bersama Polisi. Saat ini, harga pupuk ke petani sebesar Rp 560 perkilogram. (*)

http://jogja.tribunnews.com/2015/03/29/dispertahut-bantul-curiga-distribusi-pupuk-bersubsidi-bocor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar