Jumat, 06 Maret 2015

Perbaikan Irigasi Dikerjakan

Jumat, 6 Maret 2015

Mentan Diiming-imingi jika Buka Keran Impor

JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat terus mengerjakan pengerukan waduk dan perbaikan irigasi. Pengerjaan itu diperlukan guna menghadapi musim kemarau sehingga tidak terjadi sedimentasi dan sawah tetap bisa mendapat air yang cukup.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Djoko Mursito di Jakarta, Kamis (5/3). ”Pekerjaan rutin ini terus dilakukan agar tidak ada sedimentasi dan sawah tetap bisa mendapatkan air yang cukup,” kata Djoko.

Mengenai Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, menurut Djoko, secara fisik, waduk sudah selesai dibangun. Namun, belum bisa dialiri karena wilayah yang akan dilalui air belum dibebaskan.

”Proses pembebasan sebenarnya sudah dilakukan sejak 1980. Namun, hingga kini masih sulit dilakukan,” katanya. Lahan yang harus dibebaskan masih cukup luas karena anggaran yang dialokasikan untuk pembebasan lahan cukup besar sekitar Rp 900 miliar.

Dari Ponorogo, Jawa Timur, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pemerintah menolak tegas impor beras meski mendapat iming-iming bagi hasil dari oknum pengusaha. Pemerintah optimistis produksi petani mencukupi kebutuhan dalam negeri karena panen pada Maret diperkirakan 8 juta ton gabah. ”Pokoknya, kami tidak boleh impor. Selama petani kita mampu, tak boleh impor,” ujar Amran yang mengaku ditawari bagi hasil tinggi jika membuka keran impor 1,5 juta ton beras dari Thailand dan Vietnam.

Menurut rencana, panen padi di Ponorogo, Jumat ini, akan dihadiri Presiden Joko Widodo. Kementerian Pertanian menargetkan produksi beras 2015 sebanyak 73 juta ton atau naik 3 juta ton dibandingkan 2014.

Pengelolaan air

Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan Winarno Tohir mengatakan, pengelolaan air, pemilihan varietas, dan panen padi lebih awal dengan sistem culik perlu dilakukan agar produksi beras sesuai target. Beberapa hal yang dilakukan untuk mengatasi awal musim kemarau yang lebih cepat adalah panen dengan sistem culik, yaitu panen lebih dini untuk luasan 5 persen lahan. Lahan kemudian dimanfaatkan untuk pembenihan lebih awal agar saat panen lahan dapat langsung diolah dan ditanami. (HEN/MAS/ARN/NAD/NIK/ODY/ETA/FRN)
content

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150306kompas/#/22/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar