Senin, 02 Desember 2013

Pupukku Menghilang, Ladangku Malang

1 Desember 2013

Pupukku Menghilang, Ladangku Malang
Pupuk mulai langka di pasaran

Tanjungsari, (sorotgunungkidul.com)--Menghilangnya pupuk urea dari pasaran hingga akhir bulan November 2013 ini sudah sangat meresahkan kalangan petani beberapa kecamatan di Gunungkidul. Keresahan itu dipicu sulitnya mencari pupuk baik di toko pertanian maupun penyalur (distributor) pupuk selama sebulan terakhir ini. Jika berlangsung lama, maka ribuan petani bakal dipastikan gagal panen.

Ketua Kelompok Tani Klepu, Banjarejo, Harto Suwito (63) menyatakan, saat ini petani di wilayahnya banyak mengeluhkan susahnya mendapatkan pupuk jenis urea. Pupuk kimia itu diyakini menjadi salah satu pupuk favorit yang dinilai ampuh mendukung sukses panen berbagai jenis tanaman baik padi maupun palawija di ladang tadah hujan milik mereka.

"Ketergantungan petani akan urea masih sangat tinggi. Makanya ketika saat ini sudah waktunya memupuk tanaman dan barang langka di pasaran mereka pun menjadi bingung bukan main. Alasannya, mereka khawatir hasil panen kali ini akan menurun atau bahkan bisa gagal panen," katanya, Sabtu (30/11/2013).

Karena sulit mencari urea, lanjut Harto, ribuan petani Desa Banjarejo saat ini terpaksa menunggu dropping pupuk urea bersubsidi dari pemerintah yang menyasar langsung kelompok tani lewat beberapa distributor di masing-masing kecamatan. Namun sayangnya, sampai sekarang dropping pupuk baru menyasar sebagian kecil kelompok dengan alasan menunggu antrean jadwal pengiriman.

Dikatakan, untuk bisa mendapatkan pupuk itu, sekitar 6 bulan lalu kelompok juga sudah memenuhi prosedur yakni dengan mengajukan Rencana Daftar Kebutuhan Kelompok (RDKK) kepada Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Gunungkidul.

"Jumlah pengajuan RDKK dari 21 kelompok tani se-Desa Banjarejo mencapai lebih dari 60 ton. Hingga saat ini baru ada 3 kelompok yang sudah menerima pupuk urea. Harganya ditebus oleh kelompok antara Rp 93.000 - Rp 95.000/zak," jelas dia.

Terpisah, Wanto (33), petani asal Wonosari juga mengaku kesal dengan sulitnya mencari pupuk urea di beberapa toko pertanian di wilayah Kecamatan Wonosari. Anehnya, ketika urea sulit dicari, untuk jenis pupuk kimia jenis lain seperti NPK, ZA dan TS juga masih tersedia.

"Kalau pun ada urea, paling hanya kemasan eceran seharga Rp 10.000/kantong plastik kecil. Padahal kebutuhan rata-rata petani minimal 1 zak. Kalau kurang percaya silakan dicek, saya baru saja dari sana," tandasnya.

http://sorotgunungkidul.com/berita-gunungkidul-3915-pupukku-menghilang-ladangku-malang.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar