Kamis, 15 Januari 2015

Swasembada Gagal, KSAD Siap Mundur

Kamis, 15 Januari 2015

BANDUNG, KOMPAS — Program swasembada pangan, yang ditargetkan Presiden Joko Widodo dalam tiga tahun hingga tahun 2017, didukung penuh oleh jajaran TNI Angkatan Darat dengan melakukan tugas pendampingan pertanian.
Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Gatot Nurmantyo, di Bandung, Rabu (14/1), menegaskan, bila dalam waktu yang ditentukan swasembada pangan tidak terwujud, dia siap mengundurkan diri.

”Bapak Presiden telah menyatakan, jika swasembada pangan tak terwujud Menteri Pertanian akan dicopot. Tentunya bukan hanya Menteri Pertanian, saya pun siap mundur, sebab TNI AD juga turut bertanggung jawab dalam menyukseskan program pembangunan. Namun saya optimistis, target dapat tercapai,” kata Gatot Nurmantyo.

Ia mengatakan itu ketika memberikan paparan dalam acara Silaturahmi KSAD dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Provinsi/ Kabupaten/ Kota dan Komponen Masyarakat Se-Wilayah Jawa Barat dan Banten, di Gedung Graha Tirta Siliwangi, Bandung.

Perang
Gatot saat itu memberikan materi tentang bahaya perang proxy (proxy war), yakni perang menggunakan pihak ketiga guna mengalahkan musuh. Sasaran perang proxy di dunia saat ini lebih mengarah pada perebutan sumber pangan, air, dan energi. Oleh karena itu, kedaulatan pangan nasional sangat penting dan harus dibangun dengan kokoh.

Gatot menjelaskan, dalam mendukung swasembada pangan ini seluruh jajaran Komando Daerah Militer (Kodam), beberapa perwira, dan bintara, telah diikutsertakan dalam pembekalan pertanian di Sulawesi Selatan. Ada sekitar 52.000 anggota bintara pembina desa (babinsa) akan dikerahkan untuk ikut mendampingi kegiatan penyuluh pertanian, serta didukung pula seluruh prajurit, dan satuan jajaran TNI.

”Dari pembekalan yang diperoleh nantinya akan diaplikasikan oleh anggota di daerahnya, sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing,” ujar Gatot.

Dalam acara itu dilakukan penandatanganan nota kesepahaman tentang peningkatan produktivitas hasil pertanian yang ditandatangani Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Panglima Kodam III/ Siliwangi Mayor Jenderal TNI Dedi Kusnadi Thamim. Penandatanganan nota kesepahaman di bidang pertanian juga dilakukan antara Pelaksana Tugas Gubernur Banten Rano Karno dan Pangdam III/ Siliwangi.

”Selama ini Jawa Barat menjadi pemasok padi terbesar nasional, dengan kontribusi sekitar 18 persen dari keseluruhan produksi. Tahun ini, untuk mengamankan cadangan beras nasional, pemerintah meningkatkan target produksi Jabar. Kami optimistis mampu menambah 1,5 juta ton sampai 2 juta ton gabah kering giling, dari 12 juta ton yang sudah dihasilkan tahun lalu. Dengan dukungan TNI, tentu ketahanan pangan kita makin kokoh,” kata Heryawan.

Di Jawa Timur, Dinas Pertanian Jember dan Komando Distrik Militer 0824 Jember melakukan sosialisasi teknis pertanian kepada petani. Untuk itu, setiap babinsa dilatih menjadi petugas pendamping penyuluh pertanian lapang. (SEM/SIR/ACI)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150115kompas/#/27/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar