Minggu, 6 Juli 2014
Liputan6.com, Jakarta - Meski Badan Pusat Statistik (BPS) mengeluarkan angka ramalan (aram) produksi padi tahun ini mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu, namun Menteri Pertanian Suswono menyatakan bahwa penurunan tersebut bukan berarti Indonesia harus mengimpor beras untuk memenuhi kebutuhan nasional.
Menurut Suswono, dari produksi tahun 2014 yang tercatat 69,8 juta ton gabah kering giling (GKG), bila dikonversikan maka akan menjadi 40 juta ton beras. Jumlah tersebut sebenarnya sudah melebihi angka kebutuhan beras nasional.
Dalam hitungannya, jika menggunakan patokan konsumsi beras Indonesia adalah angka 139 kilogram (kg) per kapita per tahun, maka dengan jumlah penduduk yang tahun lalu tercatat 247 juta jiwa, didapatlah angka konsumsi beras sebesar 34,4 juta ton.
"Kebutuhan Indonesia sendiri hanya sebesar 34 juta ton-35 juta ton. Itu kan berarti masih surplus 5 juta ton," ujarnya di Jakarta seperti ditulis Minggu (6/7 /2014).
Namun, Suswono mengakui bahwa aram yang mengalami penurunan tersebut patut diwaspadai oleh pemerintah dan Badan Urusan Logistik (Bulog). Oleh sebab itu, Bulog harus segera mengatur strategi sehingga jelang akhir tahun Indonesia tidak perlu melakukan impor.
"Hasil aram itu kan untuk warning. Angka itu memang karena adanya penurunan luas tanam. Tetapi kalau di akhir tahun Indonesia punya stok 1,5 juta ton, maka tidak perlu impor. Tinggal bagaimana kemampuan Bulog saja. Bulog bisa tidak serap suplus untuk stok. Kalau Bulog bisa menyerap dengan baik, maka pada akhir tahun ada 2 juta ton (stok beras)," jelas dia.
Ia melanjutkan, saat ini Bulog tengah melakukan perhitungan mendalam soal kebutuhan dan stok beras yang ada sehingga penurunan ini bisa diantisipasi semaksimal mungkin.
"Yang jelas keninginan untuk menjaga stok beras oleh Bulog dengan impor sudah diantisipasi, nanti dilihat. Bagaimana pun impor kalau terpaksa harus menjaga stabilitas agar masyarakat tidak direpotkan dengan fluktuasi harga beras yang tidak merugikan," tandas dia.
Seperti diketahui, berdasarkan data BPS, aram I 2014 diperkirakan sebesar 69,87 juta ton GKG atau mengalami penurunan sebesar 1,41 juta ton atau 1,98 persen jika dibandingkan pada 2013.
Penurunan produksi tersebut diperkirakan terjadi karena penurunan luas panen seluas 265,31 ribu hektare atau 1,92 persen dan produktivitas sebesar 0,03 kuintal per hektare atau 0,06 persen.
Sementara untuk produksi padi 2013 sebesar 71,28 juta ton gabah kering giling atau mengalami kenaikan sebanyak 2,22 juta ton, atau 3,22 persen jika dibandingkan 2012 lalu. (Dny/Gdn)
(Arthur Gideon)
http://bisnis.liputan6.com/read/2073813/penurunan-produksi-gabah-kering-bukan-berarti-ri-harus-impor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar