Kamis, 03 Maret 2016

Bulog Beli Murah Gabah, Petani Menjerit

KEBUMEN (SK) - Harga beli beras di tingkat petani oleh Perum Badan Urusan Logistik (Bulog), ternyata lebih rendah dibanding harga beli yang dilakukan para tengkulak. Karenanya, sejumlah petani di Kebumen, Jawa Tengah, memilih melepas gabah hasil panen mereka ke tengkulak.

Selain itu, petani juga menolak impor beras yang dilakukan pemerintah. Karena petani yakin, produksi beras lokal mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Petani juga mendesak Mentan harus tegas terhadap kementerian lainnya bahwa impor tidak diizinkan dengan alasan panen di dalam negeri sangat melimpah.

Temuan ini terungkap saat Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melakukan dialog dengan petani di Kebumen, Jateng, Selasa (1/3).

Khotib, seorang petani di Desa Ambarwinangun, mengungkapkan, harga beli Bulog jauh dari harga yang diberikan para tengkulak.

Karena itu ia mengaku lebih baik menjual hasil panennya ke para tengkulak. Khotib bisa menjual gabahnya ke tengkulak dengan harga Rp.5.500 per satu kilo, sedangkan ke Bulog ia hanya bisa menjual dengan harga Rp.3.700. “Rugi kalau menjual ke Bulog. Harganya turun sekali. Beda kalau menjual ke Tengkulak,” kata Khotib.

Petani lainnya, Moedjiono meminta Mentan harus tegas terhadap kementerian lainnya bahwa impor tak diizinkan dengan alasan panen di dalam negeri sangat melimpah. “Petani bisa rugi besar dan kami minta dukungan Menteri Pertanian untuk mendukung kami,” katanya.

Ia juga menunjukkan bahwa lahan di kabupatennya sangat luas dan mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional. Oa juga menu-ding bahwa Menteri Per-da-gangan merupakan kementerian yang mendukung impor beras. “Yang mengizinkan impor adalah teman bapak, Menteri Perdagangan,” katanya.

Mendengar hal tersebut, Mentan Andi Amran Sulaiman langsung meminta seluruh petani untuk tidak hitung-hitungan dengan negara. Ia menyampaikan, menjual gabah ke Bulog bisa menyelematkan kosumsi beras nasional. “Jangan hitung-hitunganlah, cuma beda sedikit. Ini kan juga untuk Indonesia. Nanti jual ke Bulog ya?” kata Amran.

Seluruh petani yang datang pun menyahut dengan beragam jawaban. Ada yang setuju dengan perkataan Amran, ada pula yang bersikeras tidak mau menjual ke Bulog. “Bantuan sudah kami berikan, tahun lalu alsintan ada lebih dr 100 buah. Benih saya ka-sih gratis, lalu diasuransikan, masa tidak mau menjual ke Bulog,” ujar Amran.

Mendengar ucapan Amran, para petani mengatakan akan mendiskusikan kembali keputusannya untuk menjual gabah ke Bulog. (jok)

http://m.suarakarya.id/2016/03/02/bulog-beli-murah-gabah-petani-menjerit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar