Selasa, 01 Maret 2016

Pupuk Bersubsidi di Minsel Mulai Langka

Senin, 29 Februari 2016

RADARMANADO.COM – Petani di Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) mengeluhkan kelangkaan pupuk bersubsidi. Pasalnya, sejak Desember 2015, pupuk bermerek ponska sulit ditemui. Rata-rata distributor yang didatangi menyebut stok kosong. “Kami sudah beberapa kali menunda penanaman tomat, cabai, dan lainnya karena pupuk bersubsidi tidak ada,” ujar Lian Palendeng, warga Modoinding akhir pekan lalu.
Menurutnya, kondisi ini jelas merugikan. Bahkan, bukan hanya petani, hal tersebut juga bisa menyeluruh ke masyarakat. “Produksi tomat dan cabai menurun yang menurun tentunya membuat masyarakat akan kesulitan memperolehnya di pasar,” sebutnya.
Sambungnya, karenanya saya berharap pemerintah mengambil tindakan terkait kondisi ini. Pemerintah harus menyelidiki penyebab kelangkaan, untuk memastikan hal itu berlangsung alami atau tidak. “Kalau ternyata ada penimbunan yang dilakukan oknum-oknum tertentu, mereka pantas dihukum. Karena itu namanya mencari keuntungan sendiri tapi mengabaikan kepentingan orang banyak,” tandasnya. Ditambahkan Palendeng, dipasaran, harusnya petani masih bisa memperoleh pupuk non subsidi. Tetapi, mereka enggan membeli pupuk tersebut karena harganya yang lebih mahal. Kalau pupuk bersubdisi cuma Rp140 ribu per karung, yang non subsidi lebih mahal Rp20 ribu per karung.
Terkait permasalahan ini, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Minsel Decky Kientjem, tak menampiknya. “Kelangkaan pupuk bersubsidi dikarenakan saat ini sedang masa transisi. Setiap awal tahun ini terjadi. Sebab pemerintah pusat harus melakukan penyesuaian terhadap nilai subsidinya,” jelasnya.
Namun begitu, dirinya mengaku akan mencoba mengatasi kondisi ini. “Kedepan, Distanak akan melatih petani supaya bisa membuat pupuk sendiri. Sehingga, mereka tidak hanya bergantung dari pupuk yang dijual di pasaran,” pungkasnya.(iky/tas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar