Selasa, 21 Oktober 2014

Kurang, Stok Pupuk Bersubsidi

Selasa, 21 Oktober 2014

KEBUMEN, KOMPAS — Stok pupuk bersubsidi di sejumlah gudang produsen dan distributor di Kabupaten Kebumen dan Wonosobo, Jawa Tengah, belum mencukupi kebutuhan petani menjelang musim tanam pertama 2014/2015. Padahal, sebagian petani di wilayah itu sudah mulai menyemai benih.
Dari pantauan Kompas, Senin (20/10), petani di sejumlah areal pertanian di Kabupaten Kebumen dan Wonosobo yang dialiri saluran irigasi Waduk Wadaslintang mulai menyemai di lahan mereka. Irigasi Wadaslintang dibuka sejak Jumat pekan lalu setelah ditutup dua bulan.

Zamzami (54), petani Desa Poncowarno, Kecamatan Poncowarno, Kebumen, mengaku cukup sulit mendapatkan pupuk urea bersubsidi di sejumlah toko sarana pertanian di desanya. ”Beberapa hari lagi, saya pindahkan benih dari penyemaian ke sawah. Kalau pupuk masih sulit, bisa jadi bencana buat petani,” katanya.

Imam Fathoni, karyawan salah satu pengecer pupuk di Desa Gemeksekti, Kecamatan Kebumen, mengatakan baru bisa menyediakan pupuk bagi petani sekitar pertengahan November. Alasannya, stok pupuk di gudang distributor masih sangat sedikit.

Terkait hal itu, anggota Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida Kebumen Agung Patuh menjelaskan, sesuai peraturan Bupati Kebumen, kebutuhan lima jenis pupuk bersubsidi yang harus dialokasikan untuk Oktober 2014 terdiri dari 1.599,75 ton urea, 775 ton SP36, 972 ton ZA, 1.273,5 ton Phonska, dan 1.518 ton pupuk petragonik (organik).

”Tetapi, hasil pemantauan kami di kantor perwakilan produsen pupuk, ternyata stok pupuk di gudang produsen sampai pekan kedua Oktober masih di bawah ketentuan,” katanya.

Dari lima jenis pupuk bersubsidi, hanya urea yang sudah memenuhi kebutuhan. Stok SP36 hanya tersedia 249 ton dari 775 ton kebutuhan. Stok pupuk ZA 792 ton dari kebutuhan 972 ton.

”Sekarang petani di irigasi Wadaslintang memang baru mulai mengolah tanah dan penyemaian benih. Pemupukan kemungkinan baru dilakukan awal November. Tetapi, mereka butuh jaminan ketersediaan pupuk sehingga bisa bercocok tanam dengan tenang,” ujar Agung.

Di Wonosobo, Ketua Tim Pengawas Barang Bersubsidi Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Wonosobo Oman Yanto mengatakan telah memanggil PT Pertani (Persero) selaku distributor pupuk di Wonosobo. Pemanggilan ini terkait kekosongan pupuk di gudang lini III milik distributor itu karena tidak ada penebusan pupuk selama Agustus.

”Hasil inspeksi kami ke gudang mereka di tiga kecamatan (Kalibawang, Kepil, dan Leksono) juga kosong. Kelalaian mereka bisa merugikan petani,” ujarnya.

Sementara itu, Pemkab Sidoarjo berencana menggarap sektor pertanian secara modern dengan mengadopsi konsep sistem pertanian korporasi. ”Konsep ini diharapkan meningkatkan produktivitas dan mengatasi persoalan klasik seperti kesulitan pupuk dan benih yang tak tersertifikasi,” kata Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Peternakan Kabupaten Sidoarjo Anik Puji Astuti. (GRE/NIK)

http://print.kompas.com/KOMPAS_ART0000000000000000009633784.aspx?epaper=yes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar