Selasa, 01 September 2015

Bangun dan Benahi Jaringan Irigasi

Selasa, 1 September 2015

JAKARTA (SK) – Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosaujar meminta pemerintah memperbaiki sektor hulu sejalan dengan program pembangunan infrastruktur dasar, seperti jaringan irigasi.

Tidak hanya membangun bendungan, tetapi juga memperhatikan pembangunan atau pembenahan infrastruktur pendukungnya.

”Ketika membangun bendungan, harus memperhatikan infrastruktur lainnya. Airnya darimana kalau di atas bendungan rusak. Jadi harus dibangun fasilitas lain, karena bisa saja bendungan tidak bisa digunakan. Jadi, harus ada perencanaan sangat matang,” katanya saat dihubungi Suara Karya, di Jakarta, kemarin.

Pemerintah, katanya, perlu mengejar target swasembada pangan. ”Di banyak negara, target ketahanan pangan agak turun, artinya ketersediaan suplai entah itu dari impor atau tidak. Tapi kalau kita harus swasembada karena potensinya besar,”katanya.

Menurut dia, pemerintah tentunya membutuhkan waktu untuk merealisasikan swasembada pangan dengan dukungan teknologi, sumber daya alam dan sumber daya manusia serta kerja keras dari Kabinet Kerja.

”Contohnya saja kedelai, kebutuhannya 2,5 juta ton tapi produksi cuma 1,2 juta ton. Artinya masih butuh impor sekira 1,3 juta ton. Kebutuhan ini buat masyarakat, bahan baku mayoritas 62-70 persen, industri makanan dan minuman. Jadi swasembada mungkin perlu waktu satu sampai dua tahun,”ujarnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) melalui program Nawa Cita telah mencanangkan program swasembada pangan dalam kurun waktu tiga tahun sampai lima tahun sehingga negara ini memiliki kedaulatan pangan. Dengan program itu, maka diharapkan kedaulatan pangan menjadi jawaban pemerintah untuk mengatasi krisis pangan.

”Jokowi mencanangkan kedaulatan pangan, bukan sekadar swasembada pangan. Tapi kedaulatan pangan itu seperti wacana saja, indah diucapkan tapi kenyataannya jauh,” paparnya.

Sementara itu, pengamat birokrasi pemerintahan Djoko Darmono meminta program swasembada pangan harus cepat direalisasikan. Apalagi, bila pemerintah menginginkan mereduksi impor komoditas yang selama ini cukup menyita cadangan devisa nasional.

”Sejak lama kita mendengar keinginan swasembada pangan, namun sampai kini hal itu belum terealisasikan secara riil. Indikator di saat harga naik dan pasokan kurang, jalan pintas melakukan impor selalu menjadi pilihan tunggal,”papar Djoko.

Bila hal ini tidak direalisasikan sejalan dengan cita-cita pembangunan, maka semakin hari kondisi pertanian nasional akan semakin berat. ”Akhirnya pilihannya, kembali lagi ke impor. Swasembada menjadi mimpi yang berkepanjangan,” tuturnya.
(jok/nov/sab)

http://www.suarakarya.id/2015/09/01/bangun-dan-benahi-jaringan-irigasi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar