Minggu, 27 September 2015

Hindari Impor, Kementan Dorong Bulog Gesit Beli Beras Petani

Minggu, 27 September 2015

Jakarta -Pihak Kementerian Pertanian (Kementan) yakin target pengadaan beras Perum Bulog sebanyak 3,2 juta ton tahun ini masih bisa dikejar tanpa perlu impor.

Caranya, Bulog harus lebih gesit dan berani membeli beras dari para petani di seluruh Indonesia, masih banyak panen padi di dalam negeri. Kementan memperkirakan di sisa musim panen periode terakhir, ada potensi 15 juta ton gabah kering giling (GKG) di 6 provinsi setara 9 juta ton beras.

"Kita sudah berusaha sekuat tenaga (meningkatkan produksi beras). Tergantung Bulog gesit atau nggak. Mereka harus berani (agar tak perlu impor beras)," kata Dirjen Tanaman Pangan Kementan Hasil Sembiring, kepada detikFinance usai acara panen raya di Desa Cikarang, Karawang, Minggu (27/9/2015).

Menurut Hasil, sampai bulan September ini panen padi masih melimpah, bulan ini saja ada panen 1,2 juta hektar, sehingga masih terbuka kesempatan Bulog menyerap beras semaksimal mungkin. Namun, panen memang menurun drastis mulai bulan Oktober nanti.

"Masih ada, sekarang September ini panen 1,2 juta hektar lagi. Mulai Oktober memang agak turun, sudah tinggal sekitar 600.000 hektar," ucapnya.

Ia mengakui rata-rata harga beras di lapangan saat ini memang sudah di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp 7.300/kg. Sehingga, sulit bagi Bulog untuk mengejar pengadaan dengan menggunakan HPP, lebih baik Bulog memaksimalkan pengadaan dengan skema komersial.

Menurutnya bila hanya mengandalkan pengadaan dari PSO (public service obligation/alokasi subsidi), Bulog sudah tertinggal jauh. Menurutnya, beras komersial tetap dapat digunakan untuk stok dan penyaluran beras sejahtera (rastra), tentunya dengan penyesuaian-penyesuaian dari pemerintah.

"Saya kira bisa disesuaikan (beras komersial untuk stok). Memang kalau mengandalkan PSO, mereka (Bulog) sudah lama sekali ketinggalan," cetusnya.

Sebelumnya, Perum Bulog menyatakan bahwa impor beras perlu segera dilakukan untuk memperkuat stok mereka. Meski stok beras Bulog sekarang masih 1,7 juta ton, hanya 1,1 juta ton yang merupakan beras medium dan dapat disalurkan untuk PSO (Public Service Obligation), 600.000 ton sisanya adalah beras premium yang dibeli dengan skema komersial.

"(Kalau nggak impor) stok beras medium kita 100.000 ton saja nggak sampai, mendekati 50.000 ton sisa stok kita di akhir tahun," ujar Dirut Perum Bulog, Djarot Kusumayakti.

(hen/hen)

http://finance.detik.com/read/2015/09/27/143359/3029037/4/hindari-impor-kementan-dorong-bulog-gesit-beli-beras-petani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar