Rabu, 07 Oktober 2015

Negara Hemat 56 Triliun Rupiah

Rabu, 07 Oktober 2015

Upaya memberdayakan sumber daya lokal dan mengurangi impor komoditas pangan terbukti efektif menekan belanja negara

SUKABUMI- Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman mengatakan upaya pemerintah terus menekan impor pangan dari berbagai negara, mampu menghemat belanja negara hingga 56 triliun rupiah.
“Kami akan terus menekan impor pangan dari luar negeri karena potensi alam dan sumber daya Indonesia jika dikelola dan diberdayakan secara maksimal, Indonesia tidak perlu impor lagi pangan bahkan saat ini sudah mulai ekspor ke berbagai negara,” kata Amran di sela kunjungan ke pusat ekonomi kreatif bunga potong di Selabintan, Sukabumi, Selasa (6/10).
Menurut dia, ada beberapa komoditi pangan yang awalnya impor tetapi saat ini sudah ekspor seperti kacang hijau, cabai, bawang merah dan putih, dan jagung.
Ini menunjukkan petani Indonesia mampu menghasilkan pangan berkualitas sekaligus massal, bahkan hari ini Indonesia mengekspor ayam potong ke Myanmar.
Selain itu, yang paling membanggakan selama ini Indonesia selalu mengimpor bawang merah, tetapi sekarang sudah bisa ekspor ke beberapa negara. Dengan mengendalikan impor ternyata bisa menghemat keuangan negara hingga 56 triliun rupiah dan petani baik skala kecil maupun besar juga mendapatkan keuntungan lebih.
Ia menambahkan El Nino pada 1998 lalu yang sempat membuat produksi anjlok pangan, tidak seberapa kuat dibandingkan El Nino tahun ini sehingga pemerintah saat itu terpaksa harus mengimpor beras dalam jumlah banyak untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat yang jumlahnya tahun itu hanya sekitar 200 juta jiwa.
“Tetapi saat ini dengan arahan Presiden RI Joko Widodo untuk memperkuat pangan sampai sekarang Indonesia tidak impor beras padahal El Nino melanda bangsa ini lebih panjang yang menyebabkan kekeringan di mana-mana. Tapi, karena memiliki cadangan pangan yang melimpah sehingga persediaan tetap terpenuhi,” kata Amran.
Satu Tahun
Berbeda dengan Kementan yang berupaya menekan impor, Kemendag justru mengumbar impor dengan mengeluarkan izin impor 200.000 sapi bakalan selama periode Oktober hingga Desember 2015.
“Sudah selesai (izin impornya),” kata Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Karyanto Suprih di Jakarta, Selasa (6/10).
Pelaksana Tugas Direktur Impor Kementerian Perdagangan Nusa Eka juga mengatakan bahwa izin impor 200.000 sapi bakalan sudah dikeluarkan. Izin impor sapi bakalan selama kuartal empat 2015 jauh lebih banyak daripada izin impor pada kuartal ketiga (Juli-September) yang hanya 50.000 sapi bakalan ditambah izin impor untuk Perum Bulog sebanyak 50.000 sapi bakalan.
Sementara selama kuartal kedua (April-Juni), Kementerian Perdagangan mengeluarkan izin impor 250.000 sapi bakalan dan pada kuartal pertama 100.000 sapi bakalan.
Dengan demikian, sepanjang tahun 2015 pemerintah mengeluarkan izin impor 650.000 sapi bakalan, lebih sedikit ketimbang tahun 2014 yang sekitar 700.000 sapi bakalan.
Beberapa pekan lalu pemerintah menyatakan bahwa tahun 2016, kuota impor sapi bakalan tidak lagi diberikan per tiga bulan, akan tetapi untuk satu tahun sekaligus kepada masing-masing perusahaan penggemukan atau para importir.
Saat ini, harga rata-rata nasional untuk daging sapi tercatat 108.183,33 rupiah per kilogram, sedikit turun jika dibandingkan dengan harga Selasa pekan lalu yang sebesar 108.806,86 rupiah per kilogram. Ant/E-9

http://www.koran-jakarta.com/?36549-negara-hemat-56-triliun-rupiah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar