Minggu, 04 Oktober 2015

Presiden: Stok Beras Aman

Sabtu, 4 Oktober 2015

Pemerintah Diingatkan untuk Tetap Hati-hati Hadapi El Nino


SUKOHARJO, KOMPAS —Di tengah ancaman El Nino yang masih berlangsung, pemerintah terus mengontrol situasi lapangan dan berupaya melakukan berbagai cara agar stok pangan nasional, terutama beras, tetap tersedia. Kemarin, Presiden Joko Widodo memastikan stok beras aman.

”Kalau sampai Desember (stok beras), sampai, kok. Kemarin, ke Bulog ada 1,7 juta ton beras. Namun, kan, setiap bulan kita tarik 220.000 ton untuk raskin. Ditarik itu pun, kan, kalau dihitung masih cukup. Masih ada, kok,” kata Presiden menjawab pertanyaan wartawan soal ketersediaan beras saat mendatangi sentra produksi padi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (3/10).

Guna memastikan peningkatan produksi padi, Presiden Joko Widodo turun langsung ke sentra-sentra pertanian padi di sejumlah daerah. Pekan lalu, Presiden mengunjungi sentra padi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Menurut Presiden, salah satu cara yang ditempuh pemerintah untuk meningkatkan produksi adalah mendorong penggunaan sejumlah varietas padi unggulan di daerah-daerah yang menjadi lumbung beras nasional. Presiden optimistis bisa menjamin ketersediaan beras di Tanah Air.

Kemarin, Presiden juga melihat langsung kondisi padi yang siap dipanen, hasil dekomposer (Beka dan Pomi), di Desa Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo. Kenaikan produksinya signifikan. Hasil panennya 10 ton gabah per hektar. Sebelumnya, di Karawang juga dipanen varietas IPB3S dengan hasil 13 ton gabah per hektar.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman diminta melanjutkan program pemanfaatan varietas unggul, seperti jenis IPB3S, Ivari 10, Ivari 30, sembada, dan sejumlah varietas unggul di 17 provinsi yang menjadi sentra produksi pangan. ”Tidak usah jutaan (ton) dululah, 100.000 (ton), tetapi benar-benar kelihatan. Kita enggak ingin tergesa-gesa, tetapi pastikan produksi meningkat,” kata Presiden.

Siapkan antisipasi

Presiden juga menyatakan, pemerintah terus memantau kondisi di lapangan dan siap dengan berbagai antisipasi untuk menghadapi perkembangan yang terjadi di lapangan. Presiden bahkan memerintahkan Menteri Pertanian untuk mengambil berbagai langkah melalui sejumlah program konkret di lapangan.

Presiden mengakui konsentrasi peningkatan produksi memang di wilayah Jawa. Namun, daerah-daerah lain di luar Jawa juga terus dipacu, seperti di Aceh dan daerah di wilayah Indonesia timur, agar bisa menjadi daerah produksi padi yang baru. Caranya dengan membangun infrastruktur, seperti saluran irigasi dan waduk.

Mengenai stok beras untuk masyarakat, senada dengan Presiden, Amran menjamin hingga Desember mendatang beras untuk masyarakat cukup.

Dia mengakui, kondisi saat ini yang belum hujan membuat banyak pihak cemas. Sebab, jika dua hingga tiga pekan ke depan tidak hujan, dikhawatirkan tanaman yang siap panen tidak akan selamat.

Meski demikian, Arman meyakini, apabila kondisi itu terjadi, stok beras tetap aman.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, saat ini, posisi tanaman padi yang siap dipanen di sejumlah sentra pertanian padi ada sekitar 4 juta hektar dengan umur yang bervariasi. ”Kalau itu selamat, berarti kita punya tambahan stok sekitar 20 juta ton gabah hingga tiga bulan ke depan,” ujarnya.

Untuk menghadapi kekeringan, sejumlah upaya telah dilakukan, seperti hujan buatan yang dimulai sejak sebulan lalu di wilayah Jatim, Jateng, dan Jabar.

Selain program peningkatan produksi, sejumlah program juga digulirkan Kementerian Pertanian untuk menjamin ketersediaan pangan di Tanah Air. Sebelumnya, lanjut Amran, pemerintah sudah membuat kebijakan baru yang memungkinkan adanya penunjukan langsung pengadaan benih, pupuk, alat mesin pertanian, dan e-katalog untuk mempercepat sarana produksi sampai ke petani. ”Tanaman pangan adalah tanaman semusim yang tidak bisa menunggu proses tender. Selama ini, bisa tiga sampai empat bulan,” katanya.

Sukarni, petani warga Sonorejo, mengakui, hasil panen padi saat ini menggembirakan. Dari lahan seluas 12.000 meter persegi yang ditanami padi bisa dihasilkan 14 ton gabah kering panen setelah menggunakan pupuk mikrobia dekomposer Beka dan Pomi. Sebelumnya, selama ini, dari lahan seluas 12.000 meter persegi biasanya hanya dihasilkan 8-10 ton gabah kering panen. ”Jadi, ada peningkatan produksi hingga 4 ton. Baru kali ini mencoba pupuk itu,” ujarnya.

Menurut Sukarni, Desa Sonorejo merupakan sentra pertanian padi di Sukoharjo. Dalam satu tahun bisa panen hingga tiga kali. ”Nanti tanam lagi bulan Desember,” katanya.

Hati-hati

Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Dwi Andreas Santosa dalam perbincangan dengan Kompas tetap mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati.

Menurut dia, stok beras Perum Bulog mengkhawatirkan. Saat ini, Bulog hanya memiliki stok beras sejahtera (rastra) 1,1 juta ton dan beras premium 600.000 ton.

Pada akhir tahun, stok rastra diperkirakan akan habis karena ada pembagian rastra setiap bulan ditambah rastra ke-13 dan ke-14. Stok pada akhir tahun nanti tinggal beras premium.

”Kalaupun memang masih tersisa, stok beras premium tersebut tidak akan cukup untuk mengatasi kebutuhan beras pada awal tahun 2016. Pasalnya, rata-rata kebutuhan beras per bulan 2,44 juta ton,” ujarnya.

Dwi mengingatkan, El Nino diperkirakan akan terjadi hingga Januari atau Februari 2016. Apabila perkiraan itu terjadi, masa panen pada musim tanam pertama akan mundur dari Maret ke April 2016.

Hal tersebut berbahaya terhadap stabilitas stok dan harga beras. Saat ini saja harga beras medium sudah di atas Rp 10.300 per kilogram atau di atas harga normal, yakni Rp 8.500 per kilogram.

”Ini sebenarnya menjadi peringatan bagi pemerintah agar segera mengisi stok. Apabila stok susah didapat dari serapan dari dalam negeri, mau tidak mau, ya, keran impor harus dibuka. Ini demi kepentingan masyarakat banyak,” tuturnya.

Dwi menilai pemerintah terlalu bersikeras dengan data beras yang saat ini ada, padahal data itu kurang akurat.

Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia Bayu Krisnamurthi juga menilai stok beras yang dimiliki Perum Bulog saat ini kurang aman. Pemerintah, termasuk Kementerian Perdagangan, tidak boleh menganggap ringan dan perlu hati-hati karena harga beras sudah naik. (SON/RWN/HEN)

http://print.kompas.com/baca/2015/10/04/Presiden-Stok-Beras-Aman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar