Rabu, 13 Agustus 2014

Kesejahteraan Petani Rendah

Rabu, 13 Agustus 2014

Pendapatan Rp 12,41 Juta/Tahun

JAKARTA, KOMPAS — Badan Pusat Statistik mencatat, usaha petani di sektor pertanian secara nasional rata-rata hanya menyumbang pendapatan rumah tangga petani 46,74 persen. Sumber pendapatan petani yang lebih besar secara akumulasi berasal dari usaha di luar pertanian.
Kepala BPS Suryamin, Selasa (12/8), di Jakarta, mengungkapkan, tingkat kesejahteraan petani di Indonesia masih rendah. Padahal, sekitar 38 juta angkatan kerja Indonesia bekerja di sektor pertanian.

Statistik menunjukkan, mayoritas tenaga kerja di sektor pertanian rata-rata berusia 49-50 tahun. Mereka sebagian tamat sekolah dasar (SD) dan tidak tamat SD. Umumnya satu kepala keluarga petani menanggung lima anggota keluarga.

Menurut Suryamin, salah satu penyebab sulitnya menekan angka kemiskinan di Indonesia adalah karena petani sudah berusia lanjut dan berpendidikan rendah. Mereka sulit beradaptasi dan bekerja di sektor lain karena kemampuannya hanya bercocok tanam. Kalaupun ada peluang bekerja di sektor industri, belum tentu tenaga mereka bisa terserap.

Pendapatan Rp 12,41 juta
Direktur Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono mengatakan, pendapatan petani dari sektor pertanian per tahun hanya Rp 12,41 juta per rumah tangga petani (RTP). Apabila dihitung rata-rata pendapatan bulanan, jumlah itu lebih rendah daripada UMP terendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang sebesar Rp 1,2 juta per bulan.

Sumber pendapatan petani dari usaha di luar sektor pertanian sebesar 13,46 persen. Pendapatan dari sumber lain, termasuk transfer, sebesar 12,31 persen.

Begitu pula pendapatan dari menjadi buruh tani menyumbang 6,85 persen. Adapun yang bersumber dari buruh di luar sektor pertanian menyumbang 20,56 persen.

Usaha di sektor pertanian yang memberikan kontribusi pendapatan terbesar bagi RTP adalah subsektor tanaman perkebunan yang memberikan kontribusi 33,49 persen. Tanaman padi memberikan kontribusi 25,31 persen. Ternak unggas memberikan kontribusi 12 persen, sedangkan usaha hortikultura 9,93 persen.

Suryamin menjelaskan, berdasarkan sensus BPS 2013, jumlah RTP dalam sepuluh tahun terakhir (2003-2013) berkurang 5,1 juta RTP, dari 31,23 juta pada 2003 menjadi 26,14 juta pada 2013.

Rinciannya adalah jumlah petani yang menguasai lahan kurang dari 1.000 meter persegi berkurang 5,04 juta RTP. Petani yang menguasai lahan 1.000- 1.999 meter persegi berkurang 52.168 RTP.

Petani dengan lahan 2.000- 4.999 meter persegi berkurang 83.581 RTP. Petani dengan lahan 5.000-9.999 meter persegi berkurang 227.739 RTP.

Petani dengan lahan 2-3 hektar berkurang 54.928 RTP. Jumlah petani dengan penguasaan lahan 1-2 hektar bertambah 64.320 RTP.

Jumlah petani dengan penguasaan lahan 3 hektar ke atas bertambah 298.832 RTP. (MAS)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/140813kompas/#/18/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar