Sabtu, 23 Agustus 2014

Padi Lokal Lebih Tahan terhadap Hama

Sabtu, 23 Agustus 2014

BANDUNG, KOMPAS — Mayoritas petani di Indonesia tidak lagi menggunakan benih padi lokal. Padahal, padi lokal jauh lebih kuat menghadapi serangan hama dan tahan hidup di kawasan minim air.
”Sebagian besar petani enggan menggunakan padi lokal karena enggan menunggu hasil panen yang lebih lama, hingga enam bulan. Jika menggunakan benih padi buatan pabrik, mereka bisa panen dalam empat bulan,” kata petani di Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Uho Buchori, pada Festival Padi Nusantara di Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/8).

Uco mengatakan, keengganan petani menggunakan bibit lokal sangat disayangkan. Saat petani diuji perubahan iklim dan serangan hama, padi lokal bisa menjadi alat pertahanan yang ideal. Berdasarkan pengalaman petani di Tasikmalaya, benih lokal jauh lebih tahan hama dan hidup dengan sedikit pasokan air.

Padi lokal punya siklus hidup enam bulan sebelum panen. Siklus hidup lebih lama ini membuat daya tahan terhadap hama atau minim air sangat kuat.

Selain tahan hama dan tidak terlalu banyak butuh air, keuntungan ekonomi beras lokal jauh lebih tinggi. Petani padi lokal organik asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Sidiq Pamungkas, mengatakan, untuk 1 hektar lahan sawah padi konvensional biasanya dibutuhkan biaya Rp 8 juta-Rp 9 juta. Saat panen, sawahnya hanya menghasilkan maksimal sekitar 6,4 ton beras yang laku dijual Rp 8.000 per kilogram.

”Biaya yang dikeluarkan menanam padi lokal, terutama dikembangkan secara organik, hanya membutuhkan Rp 6 juta-Rp 7 juta per hektar. Namun, saat panen bisa menghasilkan hingga 8 ton per hektar. Berasnya laku dijual Rp 11.500-Rp 25.000 per kilogram,” katanya.

Hama belalang

Puluhan hektar tanaman padi dan jagung di sejumlah daerah di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, terserang hama belalang sejak beberapa minggu terakhir. Hama belalang itu diperkirakan dapat semakin meluas.

Lajuardi (40), petani di Dusun Ulak Medang, Desa Ulak Medang, Kecamatan Muara Pawan, Ketapang, Jumat, menuturkan, hama belalang sering terjadi di daerah itu sejak puluhan tahun lalu. Hama belalang tahun ini awalnya menyerang ladang masyarakat di daerah pedalaman, antara lain Kecamatan Kendawangan dan Marau.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Ketapang Humaidi mengklaim, pihaknya terus berupaya membasmi hama belalang dengan memberikan bantuan pestisida kepada petani. (CHE/ESA)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/140823kompas/#/22/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar