Selasa, 14 April 2015

Diduga Bibit Oplosan, Program Kedelai Terancam Gagal

Selasa, 14 April 2015

Ketua Kelompok Tani Keluarga Kampung Ingin Jaya Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang Saharuddin, bersama Ketua KTNA setempat Sarifuddin meninjau lokasi penanaman kedelai yang terancam puso di Kampung setempat.Ketua Kelompok Tani Keluarga Kampung Ingin Jaya Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang Saharuddin, bersama Ketua KTNA setempat Sarifuddin meninjau lokasi penanaman kedelai yang terancam puso di Kampung setempat.Kualasimpang-andalas Diduga akibat bibit kedelai oplosan yang diterima oleh kelompok tani, dipastikan program kedelai di Aceh Tamiang terancam gagal. Pasalnya, dari 115 haktare lahan pertanian warga yang ditanam kedelai di Kampung Ingin Jaya Kecamatan Rantau Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2015 hanya 30 persen berhasil tumbuh dengan baik sedangkan sisanya mengalami pertumbuhan yang tidak baik (kerdil).
Sementara menurut informasi tentang bibit kedelai tersebut sudah mengalami tiga kali penolakan oleh kelompok tani. Namun, akibat masa tanaman sudah habis kelompok tani terpaksa menerima dan menanamnya.
Seperti halnya data yang diperoleh di lokasi Kelompok Tani Bersama dan Kelompok Tani Keluarga, masa tanam sama dan perawatan yang sama. Namun terlihat sebagian kedelai dengan umur tanam dua bulan kurang tiga hari tumbuh subur dengan tinggi sekitar 50 cm dalam kondisi berbunga. Sedangkan sebelahnya, tanaman kedelai dengan umur tanam dua bulan, hanya tumbuh kerdil dengan ketinggian tanaman sekitar 20 centimeter bahkan kondisinya sudah berbuah.
Ketua Kelompok Tani Bersama, Kasan didampingi Ketua Kelompok Tani Keluarga Saharuddin kepada wartawan, Senin (13/4) mengatakan, dibandingkan tahun lalu kondisi tanaman kedelai sangat jauh berbeda.
"Pada tahun 2014 kondisi tanaman kedelai pertumbuhannya sama, tidak ada yang kerdil. Hal itu karena bibit kedelai yang diberikan kepada petani bagus. Pada tahun 2015 ini, kondisi bibit ada yang hitam dan busuk bahkan ada juga bercampur dengan jagung. Bibitnya banyak yang jelek daripada yang bagus,” jelas Kasan.
Sementara itu Kelompok Tani Bersama dengan luas lahan 30 ha bantuan bibit sebanyak 1,5 ton, sedangkan untuk Kelompok Tani Keluarga dengan luas tanam 20 Ha  bibit yang diberikan sebanyak satu ton. “Jumlah Kelompok Tani di Desa Ingin Jaya sebanyak enam kelompok dengan luas tanam seluas 115 Ha serta kebutuhan bibit kedelai sebanyak 5,75 ton,” ujarnya.
Dari luas tersebut, pertumbuhan kacang kedelai yang hidup sekitar 40 persen sisanya tidak tumbuh kendati petani sudah menyisipnya dan menajuk kembali benih kedelai namun tetap tidak mau tumbuh. “Untuk Kelompok Tani Keluarga dari luas tanam 20 ha hanya 10 persen yang tumbuh dnegan baik,” ujarnya.
Ditambahkan, tiga tahun lalu bibit kedelai kelompok tani yang beli, tapi sekarang yang beli Dinas Pertanian. “Dana APBN masuk ke kelompok tani, selanjutnya kelompok tani diperintah buka rekening, setelah uang masuk diperintah tarik dan uang dikirim ke distributor  penyedia bibit yang sudah ditunjuk dinas,” ujarnya.
Kepala Bidang Produksi Dan Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Pertenakan Kabupaten Aceh Tamiang Fatimah Hanum kepada wartawan mengaku, bibit kedelai yang ditanami petani bukan bibit oplosan melainkan berasal dari penangkar benih kedelai petani Kecamatan Bandar Pusaka dan sudah melalui uji benih di Banda Aceh. (ERW)

http://harianandalas.com/kanal-aceh/diduga-bibit-oplosan-program-kedelai-terancam-gagal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar