Jumat, 10 Januari 2014

Pupuk Langka Harga Melambung

Jumat, 10 Januari 2014

 BANYUMAS- Kelangkaan pasokan dan kenaikan harga pupuk kimia organik hingga melebihi harga eceran tertinggi (HET), masih mendera petani di Banyumas dalam sepekan ini.

Pemerintah diminta secepatnya mengatasi permasalahan ini, karena ketersedian pupuk sangat mempengaruhi kesuksesan panen petani. Toko-toko pengecer pupuk di Ajibarang, bahkan menjadi sasaran petani dari sejumlah kecamatan sekitarnya.

Padahal pasokan atau distribusi pupuk kimia bersubsidi kepada toko pertanian, beberapa hari ini juga terlambat dibanding hari biasa. Akibatnya petani harus berburu pupuk meski harganya lebih mahal.

‘’Karena kami butuh, di manapun dan berapapun harganya akan kami beli. Kelangkaan pupuk ini karena awal tahun. Harga pupuk bisa mencapai lebih dari Rp 100 ribu. Padahal harga eceran tertingginya hanya Rp 90 ribu untuk urea,’’ kata Sasar, warga Desa Tlaga, Kecamatan Gumelar yang membeli pupuk ke Ajibarang.

Kesulitan serupa juga dialami petani asal Kecamatan Jatilawang. Mereka harus beradu cepat mendapatkan pupuk yang terbatas. Kelangkaan pasokan seperti ini, pernah terjadi pada akhir 2012. ‘’Jika masalah ini bersumber pada pasokan, maka distribusi harus diperlancar.

Tetapi jika ada permainan harga dari pedagang, maka kami berharap pemerintah dapat tegas,’’ jelas Unwanuss Sidik asal Tinggarjaya Jatilawang. Kepala Gudang Penyangga Pupuk Petrokimia Gresik yang berada di Wangon, Jimmy Rinty mengatakan pasokan pupuk bersubsidi untuk wilayah Banyumas- Cilacap masih cukup.

Tetapi untuk mendapatkan pasokan, distributor harus mengurus dulu kuota dan waktu pengiriman. Proses administrasi ini memerlukan waktu tunggu, dan berimbas pada distribusi pupuk ke petani. ‘’Dengan kapasitas gudang 2.500 ton, kami sekarang masih mempunyai stok pupuk 1.200 ton. Hari ini (kemarin-Red) juga dikirim lagi 500 ton,’’kata dia.

Efisiensi

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan (Dinpertanbunhut) Banyumas, Tjutjun Sunarti Rochidie mengakui bahwa kelangkaan pupuk urea bersubsidi sedang terjadi di Banyumas.

Kondisi itu akibat adanya pengurangan kuota pupuk dari pemerintah pusat. ‘’Memang ada pengurangan kuota pupuk bersubsidi dari pemerintah pusat. Meski demikian, jumlah pengurangan kuota tersebut belum ditetapkan,’’ kata dia Suara Merdeka, kemarin. Menurutnya, Bupati Banyumas Achmad Husein juga seadng mengikuti rapat mengenai distribusi pupuk bersama Gubernur Ganjar Pranowo di Semarang.

Hasil rapat itu, akan memastikan jumlah kuota untuk Kabupaten Banyumas. Berkaitan dengan hal itu, Pemkab sudah menyiapkan langkah antisipasi, yakni dengan menyosialisasikan penggunaan pupuk secara berimbang. Selain pupuk kimia, petani diminta menggunakan pupuk organik. Bupati Banyumas Achmad Husein, usai rapat dengan pihak PT Pusri di Semarang, mengatakan perlu dilakukan efisiensi dalam distribusi. Hal i

tu untuk mengatasi pengurangan kuota dari pemerintah pusat, sekitar 5 ton. ‘’Saat distribusi awal tahun ini tetap menggunakan kartu kendali.

Namun petani kami minta melakukan efisiensi. Kebutuhan mereka tetap akan dipenuhi,’’ kata Bupati melalui telepon, ketika dalam perjalanan kembali ke Purwokerto, kemarin sore. Hasil kesepakatan dengan PT Pusri, distribusi pupuk bersubsidi ini untuk cadangan akhir tahun tetap disediakan.

Jika di lapangan ternyata kurang tetap bisa mengusulkan tambahan kuota. “Untuk mengetahui kondisi riil di lapangan, dalam waktu dekat saya akan sidak berdialog dengan petani dan pengecer,” jelasnya. Menurutnya, jatah kuota tahun lalu sebanyak 26.200 ton.

Tahun ini hanya mendapat kuota 21 ribu ton sehingga berkurang 5 ton lebih. ‘’Kalau ini langsung dibagikan, pasti geger. Karena itu kami berkoordinasi dulu dengan PT Pusri, mengenai antisipasi ketika ada kekurangan,’’ tandasnya. (K37, K17, G22-63,15)

http://m.suaramerdeka.com/index.php/read/cetak/2014/01/10/248891

Tidak ada komentar:

Posting Komentar