Senin, 03 Maret 2014

Sulitnya Mendapat Pupuk Subsidi di Merangin

Senin, 3 Maret 2014

TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO - Alokasi pupuk subsidi non urea di Kabupaten Merangin sangat langka. Distribusi sering terhambat, dan membuat harganya melonjak.
 Rupanya kondisi seperti ini sudah lama dirasakan para petani. Bahkan, petani mengakui, jika harus membeli pupuk subsidi non urea dengan harga di atas HET.
 "Kita sering beli jauh dari HET, alasannya bermacam-macam. Untuk mendapatkan pupuk subsidi non urea sangat sulit," ujar seorang petani dari Hitam Ulu.
 Petani yang tak mau disebutkan namanya itu menganggap, sudah selayaknya ada gudang pupuk di wilayah Nalo Tantan.
 Lokasi tersebut disebut layak, karena berada di tengah akses Jalan Lintas Sumatera. Selain itu juga memudahkan dalam pengambilan pupuk. Apalagi Merangin termasuk di posisi yang tepat, dan berada ditengah dari kabupaten tetangga, yakni Sarolangun, Kerinci, Bungo.
 M Amin, seorang pengecer pupuk non subsidi mengiyakan kondisi yang dialami petani itu. Katanya, pupuk non urea yang ada saat ini sering kali terlambat.
 Soalnya, pengecer harus mengambil sendiri ke distributor pupuk yang berlokasi di Jambi. Meski ada ekspedisi dari distributor yang mengantarkan dari Jambi, namun sering terlambat. Malahan harga yang ditetapkan dari Jambi juga naik.
 Ia sepakat jika sudah saatnya ada lokasi gudang pupuk non urea sendiri. Amin berharap pengelola gudang pupuk tersebut juga orang asli di Merangin.
 "Jika ada itu sangat memudahkan kita dalam mengambil dan menyalurkan pupuk ke petani. Lebih baiknya lagi, PT Petro Kimia Gresik sebagai produsen harus memiliki gudang di Merangin. Selain itu, pengawasan lebih mudah, termasuk pengendalian HET," ia menjelaskan.
 Informasi dihimpun Tribun, saat ini masih terjadi kelangkaan terhadap alokasi pupuk subsidi jenis Phonska. Akibatnya, harga pupuk tersebut dijual dengan harga Rp160 Ribu persak atau Rp32 Ribu /kg. Padahal HET yang ditetapkan Rp115 Ribu persak, atau Rp23 Ribu/kg.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar