Selasa, 17 September 2013

Selain Sapi, Indonesia Juga "Diperbudak" Kartel Impor Gula

17 September 2013

Jakarta - Ketua Komisi IV DPR Romahurmuzy meminta Pemerintah mendengarkan desakan para anggota Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) yang berdemonstrasi di Jakarta, pada Selasa (17/9).

Romahurmuzy mengatakan, upaya mewujudkan swasembada gula 2014 tinggal ilusi, karena di saat bersamaan kuota impor raw raw sugar untuk pabrik gula rafinasi yang nyata-nyata merembes ke pasar gula konsumsi, justru ditambah.

"Indikatornya nyata, yaitu semakin rendahnya harga lelang gula petani, sehingga saat ini para petani tebu terancam, bahkan sebagian telah, merugi," ujar Romahurmuzy di Jakarta, Selasa (17/9).

Pria yang juga menjabat sebagai Sekjen PPP itu melanjutkan bahwa saat ini harga gula konsumsi tidak turun, tapi harga lelang gula petani dan pembelian tebu terus turun. Tidak ada lain penyebabnya selaon akibat tekanan merembesnya impor raw sugar.

Pemerintah, dalam hal ini Kemperin, harus mensetop izin pendirian pabrik gula rafinasi yang baru termasuk penambahan kapasitasnya.

Kementerian Perdagangan yang dipimpin Gita Wiryawan juga harus menghentikan penerbitan tambahan izin kuota impor raw sugar untuk pabrik gula rafinasi.

"Kalau ini terus dilanjutkan, swasembada gula tahun depan sudah pasti tinggal angan-angan," tegasnya.

Dia mengatakan adalah tidak masuk akal, keleluasaan diberikan untuk impor raw sugar bagi kepentingan industri rafinasi sebesar 3 juta ton pertahun yang hanya diberikan kepada tidak lebih dari 9 orang. Sementara hal tersebut semakin menghancurkan ratusan ribu petani tebu yang hanya mampu memproduksi tidak lebih dari 2 juta ton pertahun.

"Swasembada gula, justru tersandera oleh kebijakan pemerintah sendiri. Untuk itu, presiden harus segera mengambil alih penyelesaian persoalan ini untuk menunjukkan good will atas rencana swasembada," tukas dia.

Penulis: Markus Junianto Sihaloho/ARD

http://www.beritasatu.com/ekonomi/138722-selain-sapi-indonesia-juga-diperbudak-kartel-impor-gula.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar