Sabtu, 26 April 2014

Menteri Pertanian Usul Subsidi Pupuk Dihapus

Jumat, 25 April 2014

TEMPO.CO, Surakarta - Menteri Pertanian Suswono gerah dengan banyaknya protes petani terkait dengan kelangkaan pupuk bersubsidi. Menanggapi protes itu, Suswono justru mengusulkan anggaran subsidi pupuk dihapus. (Baca: Pupuk Subsidi Langka, Dahlan Tak Mau Disalahkan)

"Anggaran subsidi sudah Rp 18 triliun, tapi tetap kurang. Bahkan pupuk subsidi tetap merembes ke sana-ke mari," kata Suswono di Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Kamis, 24 April 2014. Karena itu, dia menilai sebaiknya harga pupuk subsidi disesuaikan dengan harga pasar, yaitu di kisaran Rp 250 ribu per karung. (Baca: Politikus Alihkan Subsidi Pupuk untuk Kampanye)

Sebagai kompensasi, anggaran Rp 18 triliun dialihkan untuk kepentingan langsung petani. Misalnya, untuk perbaikan irigasi di berbagai daerah. Dia mengatakan, untuk memperbaiki seluruh irigasi, dibutuhkan anggaran Rp 21 triliun. "Kalau air lancar, petani bisa panen tiga kali setahun," ujarnya.

Dengan asumsi kepemilikan lahan pertanian rata-rata 1 hektare dan produktivitas 7 ton gabah kering per hektare, petani bisa mendapat Rp 28 juta per hektare per masa tanam. "Asumsinya, harga gabah kering Rp 4 ribu per kilogram," katanya.

Dari Rp 28 juta, dia memperkirakan biaya produksi hanya Rp 7 juta. Jadi, tiap masa tanam, petani mendapat keuntungan Rp 21 juta. "Kalau dibuat per bulan, tiap petani memperoleh Rp 5 juta per hektare," tuturnya.

Usulan lainnya, anggaran Rp 18 triliun digunakan untuk mengimpor bibit ternak, seperti sapi, yang diberikan ke petani. Lantas kotoran ternak dipakai untuk pupuk organik, sekaligus bisa mengembalikan kesuburan tanah. "Karena itu, lebih baik anggaran subsidi pupuk dihilangkan. Sebab, nyatanya dengan anggaran sebesar itu masih ada kelangkaan pupuk dan masih merembes," katanya.

http://www.tempo.co/read/news/2014/04/25/092573029/Menteri-Pertanian-Usul-Subsidi-Pupuk-Dihapus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar