Jumat, 18 April 2014

Pupuk Diprediksi Langka

Kamis, 17 April 2014

SUMENEP – Petani diprediksi akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi pada tahun ini. Pasalnya, kuota pupuk untuk Kabupaten Sumenep mengalami penurunan hingga 3 ton dibadingkan tahun 2013.

Pada tahun ini Kabupaten Sumenep hanya mendapatkan kuota pupuk sebanyak 21 ribu ton. Sedangkan pada tahun 2013 mendapatkan sebanyak 25 ribu ton, khusus pupuk urea.

Sementara kebutuhan petani, sesuai dengan Rencana Definitif Kelompok Tani dan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDK-RDKK) pada tahun 2014 sebanyak 46 ribu ton. Sehingga bisa dipastikan pada tahun ini di Kabupaten Sumenep akan kekurangan stok pupuk.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dispertan) Sumenep Bambang Heriyanto menjelaskan, penurunan kuota pupuk pada tahun ini merupkan hasil dari kesepakatan dari Dinas Pendidikan dengan Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida.

”Jadi, kemarin saya sudah melakukan rapat dengan tim pengawas pupuk dan pesetisida, dan hasilnya memang pada tahun 2014, kuota pupuk memang mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2013 yang lalu,” katanya.

Dari jumlah pupuk yang telah ditetapkan itu, tidak hanya untuk jenis tanaman tembakau saja, melainkan untuk semua tanaman, yakni perkebunan dan tanaman lain yang membutuhkannya.

Akibat adanya penurunan kuota pupuk dari Pemerintah Provinsi Jatim, jika tidak ada penambahan kuota pupuk kedepannya, Bambang pesimis akan mencukupi kebutuhan petani.

Kendati demikian, pihaknya mengimbau agar petani tidak merasa resah. Sebab pihaknya mengaku tidak akan tinggal diam dan terus memperjuangkan agar di Sumenep ini tidak terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi.

Apalagi saat ini, pihak dispertan telah mengajukan surat relokasi penambahan pupuk bersubsidi terhadap Pemerintah Provinsi Jawa Timur. ”Itu hanya untuk antisipasi saja, siapa tahu dikemudian hari stok pupuk tidak mencukupi,” terangnya.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi B DRPD Sumenep Dwita Andriani meminta Dispertan sebagai leading sektornya untuk meminta kekurangan pupuk bersubsidi. Juga memperketat pengawasan.

Menurut Politisi PAN itu, kelangkaan pupuk bersubsubsidi itu terjadi karena banyaknya penyimpangan yang dilakukan oleh oknum tertentu. Dia mencontohkan, pupuk bersubsidi khusus untuk Kabupaten Sumenep, namun dalam realisasinya dijual sampai lintas kabupaten.

”Itu harus diawasi dengan maksimal, sebab hampir semuanya dibalik pendistribusian itu banyak yang suka mengambil keuntungan,” tukasnya.

http://www.koranmadura.com/2014/04/17/pupuk-diprediksi-langka/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar