Jumat, 25 April 2014

Pupuk Langka, Petani Grobogan Panik

Jumat, 25 April 2014

GROBOGAN (KRjogja.com) – Petani di Grobogan panik lantaran kuatir produksi hasil panen padi mereka pada musim tanam kedua (MT-II) turun, menyusul tidak adanya pupuk urea bersubsidi di pasaran daerah itu. Padahal saat ini, puluhan ribu hektare tanaman padi sudah waktunya dilakukan pemupukan.

Akibatnya, harga pupuk di daerah itu tak terbendung antara Rp 1.750 - Rp 1.850, atau melebihi harga eceran tertinggi (HET) Rp 1.600 perkilogram. Menurut informasi, kelangkaan pupuk urea bersubsidi disebabkan terbatasnya pupuk di gudang lini tiga (gudang pupuk tingkat kabupaten) milik PT Pusri di Ngrombo Desa Depok.

“Jika ada stok, jumlahnya relatif kecil dibanding dengan kebutuhan petani,” ujar Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jateng Agus Eko Cahyono, Jumat (25/04/2014).

Menurut Eko kelangkaan pupuk di tingkat petani justru setelah Kementerian Perdagangan mengeluarkan SK Nomor 15/M-DAG/PER/4/2013. Dimana isinya masalah pendistribusian pupuk tidak ditangani langsung oleh produsen, melainkan oleh PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Jika kelangkaan tersebut tidak segera diatasi, dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan tanaman padi, yang bisa mengakibatkan menurunnnya produksi dan produktivitas hasil panen. Padahal Grobogan merupakan daerah andalan pangan Jateng karena setiap tahun daerah itu selalu surplus sekitar 150 ribu ton beras untuk membantu stok pangan nasional.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (Dipertan TPH) Grobogan Ir Edhy Sudaryanto MM mengakui kelangkaan pupuk di daerahnya. "Sejak empat tahun lalu, kebutuhan pupuk petani Grobogan selalu tercukupi. Tahun 2014 ini terjadi kelangkaan. Itupun berdasarkan SK Gubenur Jateng, jatah pupuk urea bersubsi petani Grobogan berkurang dari tahun lalu sebesar 72.485 ton menjadi 59.358 ton,” jelasnya. (Tas)

http://krjogja.com/read/213610/pupuk-langka-petani-grobogan-panik.kr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar