Kamis, 21 Mei 2015

Beras ”Sintetis” Diuji

Kamis, 21 Mei 2015

Pemerintah Inspeksi Pasar, Imbau Masyarakat Tidak Panik

BEKASI, KOMPAS — Beras yang diduga berbahan ”sintetis” saat ini masih diuji di laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan serta laboratorium milik perusahaan inspeksi Sucofindo. Meski demikian, masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak termakan isu.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Kota Bekasi telah mengirimkan sampel beras ”sintetis” tersebut untuk diuji di laboratorium Sucofindo. Selain itu, Kementerian Perdagangan juga telah meminta sebagian sampel beras untuk diuji di laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

”Uji laboratorium ini bisa diketahui hasilnya dalam dua hari. Mudah-mudahan (beras itu) tidak ada lagi di tempat lain, hanya di pasar ini saja,” ujar Rahmat, Rabu (20/5), saat mendatangi Pasar Tanah Merah, Kompleks Mutiara Gading Timur, Kota Bekasi, tempat beras itu pertama kali ditemukan.

Berdasarkan sampel yang diperoleh Kompas, beras yang diisukan ”sintetis” itu sama dengan beras lainnya. Tak ada campuran plastik seperti yang diisukan di media sosial. Baik warna maupun rasa sama dengan beras lainnya, tetapi ukurannya lebih kecil dari IR-64, Rojolele, dan Cianjur.

Di Kantor Presiden, Jakarta, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan, penelitian terhadap beras yang diduga sintetis dilakukan bersama kepala dinas perdagangan seluruh Indonesia. ”Kami terus memantau peredaran beras di masyarakat,” katanya.

Gobel menambahkan, pihaknya juga akan membuat regulasi baru guna mengontrol produk-produk bahan pokok yang beredar di Indonesia. Regulasi itu akan mewajibkan setiap pelaku usaha, terutama beras, mendaftarkan merek produknya. ”Banyak produk beredar, terutama bahan pokok, yang tak diketahui produsennya. Hal itu menyebabkan produk tersebut sulit dilacak asal-usulnya,” kata Gobel.

Di tempat yang sama, Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta publik menunggu hasil penelitian tersebut. Amran memastikan beras tersebut bukan dari jalur distribusi legal. Meski demikian, Amran belum bisa memastikan asal beras itu dari luar atau dalam negeri.

Tidak kaget

Pengusaha penggilingan beras di Jember, Jawa Timur, mengaku tidak kaget dengan temuan beras ”sintetis” itu. Chandra Irawan, pemilik penggilingan beras UD Sumber Rejeki di Jember, mengaku heran mengapa keberadaan beras ini baru terbongkar sekarang. Meski belum melihat wujudnya, ia mengatakan sudah mendengar informasi tentang beredarnya beras sintetis asal Tiongkok itu sejak 4-6 bulan lalu.

Yohanes, pemilik UD Rajawali, mengaku menerima kabar peredaran beras sintetis itu melalui media sosial.

Selain di Kota Bekasi, pihak berwenang di Kota Tegal, Kota Bogor, dan Kota Surabaya juga telah memerintahkan agar beras yang dijual di sejumlah pasar diperiksa. (ILO/BRO/HEN/NDY/CHE/SEM/DMU/WIE/SIR/DEN)

http://epaper1.kompas.com/kompas/books/150521kompas/#/15/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar