Jumat, 01 November 2013

Aliansi Mahasiswa Peduli Pangan Kritisi Ketiadaan Pangan Indonesia

31 Oktober 2013

Padang, Indowarta

Peringatan Hari Pangan Sedunia ke-33 di Kota Padang, Sumatera Barat yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beserta para menteri terkait (31/10/2013), mendapat reaksi aksi unjuk rasa dari mahasiswa yang mengatasnamakan Mahasiswa Sumbar Peduli Pangan.

Salah satu orator, Miler Septian mengatakan, sebagaimana diketahui bahwa pada hari pangan sedunia di Roma, FAO memberikan penghargaan kepada Indonesia karena telah berhasil mengentaskan kemiskinan, kelaparan dan membuka lapangan pekerjaan. Dan itu, diklaim oleh SBY bahwa dirinya yang telah melakukannya.

“Namun pada faktanya, Indonesia tidaklah dalam keadaaan yang demikian. Ketiadaan pangan yang terjadi di Indonesia dirasakan begitu pelik bagi rakyat. Untuk itulah aksi kami ini untuk mengritisi ketiadaan pangan Indonesia dihari peringatan HPS yang dihadiri langsung oleh SBY.” ungkap mahasiswa UBH ini.

 Sementara itu, Koordinator FMN Sumbar, Angelique Maria Cuaca menegaskan, Pemerintah dalam kinerjanya sama sekali tidak pernah berpihak kepada rakyat. Perampasan tanah petani yang dilakukan oleh perusahaan baik lokal maupun asing dan negara sebagai tuan tanah berdampak pada kelangsungan hidup petani dalam menanam pangan.

 “Berbagai kebijakan yang dihasilkan seperti UU Penanaman modal, UU Perlindungan dan pemberdayaan petani, dan rangkaian undang-undang lainnya hanya menguntungkan pihak perusahaan, terutama perusahaan asing.” tegasnya.

Menurut mahasiswi UPI-YPTK ini, peringatan Hari Pangan Sedunia yang digaungkan dengan Hari Ketahanan Pangan, bagi kami tidak lain sebagai Hari Ketiadaan Pangan, karena masih terlampau banyak rakyat yang merasakan kemiskinan dan kelaparan.

Namun dalam aksi tersebut, Like menyayangkan sikap aparat keamanan yang terlalu berlebihan, karena aksi ini merupakan aksi damai untuk menyampaikan aspirasi kepada pemimpin negara kita, agar bangsa ini dapat menjadi lebih baik lagi, pungkasnya.

Dalam aksi mahasiswa yang merupakan gabungan dari beberapa elemen diantaranya, FMN Sumbar, UKM SoskemUPI, PHP Unand, Lam-PK Unand, dan BEM UBH, menyampaikan beberapa tuntutan kepada Pemerintah, diantaranya stop impor pangan, wujudkan kedaulatan pangan, tolak UU No.19 tahun 2013 tentang perlindungan dan pemeberdayaan petani, yang nyatanya tidak melindungi petani, hentikan monopoli dan perampasan tanah rakyat yang dilakukan oleh perusahaan nasional, perusahaan asing dan negara sebagai tuan tanah, hentikan tindakan refresif oleh aparat keamanan dan usut tuntas semua kekerasan terhadap petani, serta tingkatkan kesejahteraan petani dan akses pendidikan yang merata demi mencapai sumber daya berkualitas yang mengabdi pada masyarakat. (IF)

http://indowarta.co/detail-5034-aliansi-mahasiswa-peduli-pangan-kritisi-ketiadaan-pangan-indonesia.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar