Kamis, 07 November 2013

PESTISIDA : ANTARA KEBUTUHAN DAN ANCAMAN

6 November 2013

Annisa  Ratu Aqilah



Robert Malthus dalam teorinya mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sedangkan pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung. Bedasarkan teori tersebut, kebutuhan akan suatu rekayasa teknologi pertanian menjadi suatu kebutuhan yang mutlak di Indonesia, mengingat setiap tahun pertumbuhan penduduk diIndonesiasemakin meningkat dengan lahan produksi yang justru semakin menurun. Salah satu teknologi pertanian yang kemudian berkembang adalah teknologi penggunaan pestisida.

Berdasarkan data BPS tahun 2012, perusahaan multi nasional pestisida menguasai sekitar 64% dari total pasar Rp 5,7 Triliun. Segmen terbesar penggunaan pestisida masih pada tanaman padi (41%) dan tanaman perkebunan sawit (27%). Pasar pestisida yang paling besar masih disumbangkan dari kelompok herbisida (42,5%), insektisida (37,5%), fungisida (18%) dan lainnya sebesar 2%.

Cara kerja dan hasil yang diperoleh oleh penggunaan pestisida yang dirasa masih lebih unggul dalam beberapa hal jika dibanding dengan pengendalian secara mekanis maupun biologis juga menjadi salah satu pemicu tingginya penggunaan pestisida di lapangan. Dalam kaitannya dengan penyediaan pangan, penyediaan pestisida masih memegang peranan penting dan strategis, apalagi jika dikaitakan dengan tujuan swasembada panganIndonesia. Akan tetapi, kurangnya pengawasan dalam proses penggunaan pestisida di lapangan menjadi suatu masalah tersendiri.

Fakta lain terkait penggunaan pestisida diungkapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menyatakan bahwasanya 80 persen penggunaan pestisida ada di negara maju, akan tetapi, 80 persen keracunan oleh pestisida justru terjadi di negara berkembang termasuk di Indonesia. Penelitian lain dari International Rice Research Institute (IRRI) dan Organisasi Pangan Dunia (FAO), menyebutkan bahwa ledakanhamawereng coklat yang pernah terjadi diIndonesiadisebabkan karena keseimbangan ekosistem padi sawah hancur karena penggunaan pestisida yang tidak terkontrol.

Fakta dan data tersebut jelas memberikan gambaran kepada kita bahwa masyarakatIndonesiaterutama masyarakat petani masih belum mampu untuk lepas dari pestisida, meskipun dampak negatif sudah mulai bermunculan. Sebaliknya, industri pasar pestisida justru semakin berkembang. Beberapa fakta tersebut jelas menunjukkan bahwa masih belum adanya peraturan yang jelas terkait penggunaan pestisida. Hal ini erat kaitannya dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Jelas sekali terlihat bahwa kebijakan yang diambil oleh pemerintah masih belum sejalan dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan di masyarakat. Mekanisme pasar yang seharusnya dikendalikan oleh pemerintah justru berbalik dan seolah-olah mengendalikan pemerintah. Pemerintah terlihat masih belum berani mengambil kebijakan tegas terkait kebijakan pasar pestisida. Hal tersebut terlihat dari masih lemahnya peraturan yang diberlakukan, salah satunya peraturan pengeluaran izin pestisida.

Faktor lain yang juga perlu diperhatikan adalah masih rendahnya kesadaran petani terhadap bahaya dan dampak jangka panjang dari pestisida. Masih sedikitnya teknologi alternatif yang dapat menggantikan posisi pestisida pun juga menjadi salah satu faktor lain masih tingginya penggunaan pestisida diIndonesia. Tingginya permintaan pasar akan pestisida ini tentunya sangat menguntungkan bagi para pengusaha dan pemilik industri pestisida, namun peraturan yang jelas dan tegas tetap harus dibutuhkan.

Pada akhirnya, keberadaan pasar pestisida yang semakin berkembang diIndonesiadapat menjadi sebuah bom waktu yang suatu saat akan membawa dampak merugikan bagi masyarakatIndonesia, terutama petani. Penggunaan pestisida untuk meningkatkan hasil pertanian justru akan dapat menjadi senjata bunuh diri apabila penggunaannya tidak diperhatikan dengan bijak. Semua elemen, baik pemerintah sebagai pemegang kebijakan, pengusaha, maupun masyarakat harus sama-sama memahami penggunaan pestisida itu sendiri. Setiap pihak memiliki tujuan mereka masing-masing, namun tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk menciptakan tujuan yang saling mendukung demi terwujudnya suatu tujuan untukIndonesiayang lebih baik.

http://annisa-ratu-a.blog.ugm.ac.id/2013/11/06/pestisida-antara-kebutuhan-dan-ancaman/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar